Saturday, March 11, 2017

Menikah dan Ridho Orang Tua Kita

Image result for menikah

Tulisan ini sebetulnya hadir karena saya sering dikonsul masalah mengenai pernikahan. Padahal yang dikonsulin juga belum menikah. Wkwkwk.. Tapi ya semoga saja tulisan ini bisa bermanfaat buat teman-teman semua :)

Hey, kalau udah ngomongin masalah pernikahan emang kadang ngga pernah kelar dan usai. Ada aja yang dibicarain, seputar pernikahan teman dulu atau teman sekelas yang bakal terlaksana bentar lagi, kriteria calon, kapan waktunya sampai udah ngelakuin persiapan apa aja. Yang ngenes kadang kalau temen kita minta tolong nyariin jodoh tapi kita sendiri belom nikah. Hehehe.. Luar biasa ya, bisa jadi kepercayaan teman buat jadi mak combs.

Kalau ditanya pengen nikah apa ngga pasti semua orang bilang pengen. Tapi kalau ditanya apa semuanya udah nyiapin diri betul-betul pasti ga semuanya bilang iya. Di antara semua persiapan yang paling susah menurut saya adalah meluruskan niat. Seringkali yang hadir di benak-benak kita adalah ingin berbahagia setelah menikah. Ada yang nganterin, ada yang akan terus-terusan nanyain dan mensupport kita, dan hal-hal yang mendekati itu. Salah? Ngga juga sih. Tapi apakah menikah hanya sesederhana dan sesimpel itu saja? Hanya dalam waktu dekat? Nooo..

Menikah itu tentang perkara seumur hidup. Kamu akan bersama dia selamanya. Bersama keluarga kita yang sekarang saja bukan tidak mungkin kadang ada beberapa problem yang membuat kita meringis. Apatah lagi nanti kita sebagai istri atau suami yang harus bisa menguraikan masalah-masalah yang akan kita temui. Bukan ingin menambah kekhawatiran teman-teman akan sulitnya hidup setelah menikah. Tapi ingin mengajak kita semua berpandangan lebih jauh tentang masalah ini. Bagaimana agar Allah memudahkan perjalanan kita selama pernikahan nanti. 

Ummi saya suka bilang seperti ini: kalau jalan menuju pernikah itu barokah, insyaAllah kehidupan setelahnya akan dipermudah. Jadi say no terhadap apa-apa yang ngga Allah suka selama kamu memang belum berniat untuk menikah. Misalnya hubungan yang intens sama pasangan jenis, saling janji bakal menikah di kemudian hari, pacaran, dan lain-lain sebagainya yang terkadang membuat kita menaruh harap berlebih kepada selain Allah. Kenapa perlu khawatir untuk tidak mendapatkan jatah sementara garis-garis takdir tentang siapa jodoh kita telah tertulis di Lauh Mahfudz Nya? Kita tinggal memilih jalan untuk menjemputnya dengan keridhoan atau tidak. 

Keberkahan dari Allah juga berarti keridhoan orang tua. Karena ridhonya Allah ada pada ridho orang tua kita. Seorang teman saya pernah iseng minta dicarikan jodoh. Dengan isengnya saya bilang: "Kita lagi sama-sama berjuang :)" Saya tanya beliau lebih lanjut, "Udah pernah coba belum minta cariin jodoh sama ummi kamu?". Beliau jawab "Belum. Mungkin ummiku ngga bakal ngizinin karena aku harus nyelesain kuliah di Poland selama 3 tahun dan harus kerja dulu." Saran saya selanjutnya ke beliau, apatah lagi di tengah kekhawatiran beliau tentang usianya yang semakin menua dan keberadaan beliau yang seorang diri di negeri orang adalah brainstorming dulu ke ummi beliau agar diizinkan menikah. Ya, dengan intro yang menarik tentunya untuk membuka pembicaraan atau sambil bercanda.  

Saya ingin meyakinkan beliau bahwa keridhoan orang tua menjadi jalan pembuka yang insyaAllah akan memudahkan jalan pencariannya. Semangat berjuang ya teman kecilku, semoga Allah mudahkan segala urusanmu dan memudahkan jalan pencarianmu :)


0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah