Menanti Generasi Al-Banna Kedua
Menurut Drs. Abdullah Muadz dalam bukunya: “Rahasia Keberhasilan Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin”, ada dua faktor yang melatarbelakangi keberhasilan pendidikan ikhwanul muslimin.. Kedua faktor tersebut adalah:
- Faktor dalam yaitu keunggulan konsep dari orang-orang ikhwan itu sendiri
- Faktor luar yaitu saat kondisi social-politik Mesir pada saat yang sangat runyam sehingga membutuhkan alternative jawaban..
Namun yang akan saya angkat kali ini adalah faktor kedua yang setidaknya saya lihat memiliki kesamaan kondisi dengan keadaan Bangsa Indonesia sekarang.
Pada bulan November tahun 1914, Inggris memproklamirkan Mesir sebagai wilayah protektoratnya. Saat itu, perwakilan Inggris ditingkatkan menjadi komisaris tinggi dan parlemen Mesir dibubarkan. Rakyat menderita karena inflasi dan kemiskinan. Undang-undang darurat mulai diberlakukan.
Kerusuhan pun mulai pecah pada tahun 1918. Seorang pimpinan Partai Wafd, Saad Zaqlul bersama tiga orang anggotanya menghadap Sir Reginald Wingate yang menjabat sebagai komisaris tinggi untuk mengajukan penghapusan status protektorat dan menggantinya dengan perjanjian aliansi. Namun tuntutan ditolak, sehingga terjadi kerusuhan dimana-mana. Para mahasiswa dan pelajar turut aktif dalam gerakan nasionalis, demonstrasi, dan melancarkan aksi hingga banyak korban yang berjatuhan karena pertempuran yang sangat sengit.
Saad Zaqlul beserta tiga rekannya pun dibuang ke Malta, namun akhirnya dibebaskan oleh Jendral Allenby sebagai komisaris tinggi yang baru untuk memulihkan suasana. Beliau kemudian langsung pergi ke Paris dan mengadukan nasib Mesir kepada konferensi perdamaian namun gagal.
Akhirnya pada tahun 1920, saat misi Inggris dibawah Lord Milner untuk membuat rekomendasi masa depan Inggris-Mesir, Zaqlul membicarakan permasalahan ini kepada Milner dan berakhir dengan persetujuan perubahan status protektorat dan negosiasi ke arah aliansi. Setelah itu, saat pemilu tahun 1923 diadakan, partai Wafd menang telak dan pada tahun 1924 nya beliau menjabat sebagai perdana mentri.
Beranjak ke tahun 1928, sepeninggalan Wafd Zaqlul -yang merupakan pemimpin kharismatik dan memiliki pengaruh luar biasa serta mempunyai peran penting dalam kemerdekaan Mesir- terjadi banyak kekacauan disebabkan persaingan parpol2 dalam negeri. Budaya saling menjatuhkan, persaingan yang tidak wajar baik melalui kekerasan maupun angkat senjata menyebabkan pembangunan masyarakat terhenti. Kebiasaan minum-minuman keras, perzinahan, kekacauan sudah menjadi hal yang biasa.
Menyedihkannya lagi gerakan pemikiran Islam yang mengambil tempat dalam lembaga pemerintahan tidak dapat memberikan harapan bagi kepentingan perjuangan islam. Hal itu disebabkan kurangnya pemahaman para politisi islam tersebut terhadap prinsip-prinsip keislaman. Mereka lebih memilih berkiblat ke Barat. Bahkan tak ayal, seluruh sendi kehidupan mereka mencerminkan tata kehidupan barat dan tingkah laku mereka terlepas dari ikatan keislaman.
Kondisi tersebut juga tak lepas dari pengaruh Turki yang melancarkan pembaratan secara besar-besaran dan meninggalkan kekhalifahan di masa Mustafa Kemal. Golongan liberal menggunakan kesempatan itu untuk membawa Mesir menuju Barat dan golongan konservatif menghendaki Mesir sebagai markas besar perjuangan islam.
Selain itu gerakan tasawuf yang juga sangat berkembang di daerah perkampungan masyarakat Mesir yang taraf pendidikannya masih rendah, sehingga menjadi factor keterbelakangan. Karena banyak tasawuf yang mendidik anggotanya untuk diam dan menyerah dalam kejumudan. Mereka pada akhirnya menjadi boneka-boneka Inggris. Ulama pun banyak yang akhirnya terpengaruh dan anti terhadap gerakan pembaharuan islam.
Di tengah suasana yang seperti itulah akhirnya muncul gerakan Ikhwanul Muslimin. Mereka menyatukan agama dengan dunia, mempunyai program menyeluruh dari berbagai aspek dan metode-metode yang jelas.
Dari kilasan sejarah tersebut, kita bisa melihat bahwa kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi yang dialami bangsa Indonesia sekarang. Kasus korupsi telah menjadi hal yang biasa, kerusuhan seolah menjadi game-game perang di dunia nyata, begitu juga dengan kasus-kasus lain seperti perzinahan, pembunuhan, penggunaan barang haram dan banyak lagi dongeng-dongeng keburukan yang kini semakin nyata.
So, tidakkah kita menjadi salah seorang yang risau karenanya??? Seperti kerisauan yang dirasakan oleh Al-Banna: “Hanya Allah yang sangat tahu betapa risaunya kami memandang negeri ini dengan segala aspek kehidupannya.”
Namun, kerisauan saja tidak cukup. Yang diperlukan Negara kita saat ini, yang diperlukan ummat saat ini bukanlah sekadar guratan kesedihan yang terpancar dari wajah-wajah kita, bukan hanya mempermasalahkan permasalahan dalam debat-debat tanpa makna, tapi yang dibutuhkan adalah kerisauan yang berbuah kesadaran untuk segera melakukan aksi-aksi nyata sehingga terwujudlah mimpi-mimpi yang selalu terngiang-ngiang dalam benak kita: “Kejayaan Islam di Muka Bumi.”
Lihatlah, bagaimana testimoni dari Dr. Shalih 'Abdul 'Aziz -kepala sebuah akademi pendidikan di Kairo dan kemudian menjad Dekan akademi pendidikan di Alexandria- tentang keberhasilan ikhwanul muslimin:
"Saya tidak tahu bagaimana caranya Hasan Al-Banna membina pengikut dan para pemuda yang bergabung dalam organisasinya. Saya pernah bertemu dengan salah satu anggota ikhwan yang demikian tinggi semangat belajarnya seakan-akan ia demikian tergila-gila pada ilmu sekaligus ia pemuda yang gagah perwira di medan juang, zuhud dalam tingkah laku, cum-laude dalam fisika seakan-akan ia memang dilahirkan untuk menjadi fisikawan. Saya juga menemukan seorang akhi yang lain yang menjadi prajurit yang demikian berani seperti saudara-saudaranya yang terjun di medan perang Palestina lainnya. Saya temukan juga akhi yang menjadi pekerja sosial tanpa tandingan. Saya temukan yang lain sebagai seorang yang demikian teratur dalam setiap segi kehidupannya.. Yang lainnya seorang yang berhasil perekonomiannya dan yang lain lagi seorang perencana yang amat pandai mengemukakan solusi yang sangat baik bagi problema yang dihadapi masyarakat. Yang lainnya adalah politikus dan diplomat, dan saya tidak mengemukakan hal seperti itu kecuali pada diri ikhwanul muslimin."
WANTED: “Dicari Al-Banna-Al-Banna lainnya untuk melakukan pembaharuan di bumi Indonesia…!”
Inspirasi: “Rahasia Keberhasilan Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin” oleh Drs. Abdullah Muadz
0 komentar:
Post a Comment