Renungkan Kembali Hidupmu
sumber: care2.com |
Judul di atas saya angkat dari sub-bab buku tua yang berjudul : "Anakku, Aku Bangga Padamu" karya Syaikh Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy. Dan InsyaAllah dalam beberapa hari ini saya akan memaparkan beberapa postingan yang temanya saya angkat dari buku inspiratif tersebut. Semoga Allah mempermudah langkah saya untuk menuliskannya.
Buku tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami melalui bentuk dialog antara seorang ayah dan anaknya, sehingga lebih mengena.
- Wahai ayah, apa nasihat yang pertama-tama ingin engkau sampaikan kepada pemuda yang telah sampai pada umur baligh ini?
Berpindahnya dirimu ke masa ini mengharuskanmu untuk berfikir banyak tentang dirimu sendiri. Hendaknya engkau mengevaluasi seluruh hidupmu. Bila telah berlalu suatu hari, maka ia tidak akan kembali lagi kepada dirimu.
Kemudian mulailah dengan beribadah kepada Allah. Dan sesuatu yang terpenting adalah shalat. Ia, sebagaimana disabdakan Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam adalah:
"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka ia beruntung dan berhasil. Jika shalatnya rusak maka ia benar-benar merugi. Jika dari kewajibannya (shalat) terdapat suatu kekurangan maka Allah Azza wa Jalla berfirman: 'Lihatlah, apakah hambaku memiliki (shalat) sunnah?' Lalu disempurnakanlah dengannya apa yang kurang dari (shalat) wajib, lalu seluruh amalnya seperti demikian."1
Ketika saya wasiatkan kepadamu untuk menjaga masalah shalat itu tidak berarti saya menuduhmu telah meninggalkan shalat sama sekali, tetapi bagaimana halnya dengan shalat jama'ah mu? Apakah engkau memperhatikan kekhusyu'an dalam shalatmu? Apakah engkau menjalankannya dengan penuh thuma'ninah? Apakah engkau menjaga semua adabnya?
Selanjutnya, lihatlah bagaimana keadaanmu dengan kedua orangtuamu, apakah engkau telah berbuat baik kepada keduanya? Allah telah mengiringkan hak keduanya dengan hak Allah Tabaraka wa Ta'ala, dan Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam mengelompokkan durhaka kepada orang tua termasuk dosa terbesar. Anas radiallahu 'anhu berkata: "Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Maka beliau menjawab:
"Menyekutukkan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh jiwa dan bersaksi secara dusta."2
Lalu perhatikan kembali lisanmu dan segenap anggota tubuhmu, lalu perhatikan pula siapa kawan-kawanmu. Dan ketahuilah, pada hari kiamat, setiap manusia akan dikumpulkan oleh Allah bersama orang uang dicintainya, dan bahwa ia akan mengikut bersama agama kekasihnya.
Selanjutnya apa saja yang menjadi pusat perhatianmu? Apakah kamu masih hidup dengan keinginan-keinginan seperti anak-anak dan masih berfikir dengan cara berfikir mereka? Engkau telah meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai masuk pada dunia orang-orang dewasa dengan segala konsekuensi yang dikandung oleh makna kalimat tersebut. Kemudian apa saja harapan-harapan dan impian-impianmu? Harapan-harapan dan impian-impianmu itu hendaknya tidak berhenti pada kehidupan dunia ini saja, tetapi hendaknya melampauinya.
Ya, karena itu, engkau sangat perlu memperhatikan dan berfikir banyak tentang keadaan dirimu. Lalu hendaknya engkau memperbaikinya, sehingga Tuhan dan Penguasa dirimu menjadi ridha.
- Tetapi wahai ayah, sebagian pemuda mengatakan, nikmatilah masa mudamu, dan nanti ketika tua kamu bisa mencarikan ganti apa yang hilang darimu.
Anakku, logika tersebut sangat jauh dari realita karena beberapa hal:
- Kenikmatan yang sesungguhnya adalah dalam menta'ati Allah dan dalam beristiqamah di atas syari'atnya, tetapi orang-orang yang berpaling tidak mengetahui akan hal tersebut.
- Masa muda adalah masa yang tak mungkin ada gantinya. Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa pada hari kiamat, saat kepanikan manusia yang luar biasa, dan ketika matahari mendekat hingga sekitar satu mil, pada hari itu Allah memuliakan sekelompok hambaNya dengan memberikan perlindungan kepada mereka. Di antara kelompok itu adalah "pemuda yang tumbuh dalam keta'atan kepada Allah". Lalu, apakah mungkin kenikmatan dunia yang sesaat ini dibandingkan dengan kenikmatan dan kemuliaan rabbani?
- Setiap orang akan ditanya pada hari kiamat tentang beberapa perkara. Di antaranya tentang umur, kemudian ditanya pula tentang masa muda sebanyak dua kali. Demi Allah, apa yang bakal dikatakan oleh orang yang suka melakukan perbuatan sia-sia tersebut.
- Masa muda adalah masa kekuatan, dinamis dan penuh semangat. Masa itu akan habis bila sampai kepada masa penurunan usia. Pada saat itu manusia akan berada pada kondisi sebagaimana disebutkan Allah dalam firmanNya:
"Allah, Dia lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudia Dia menjadikan (kamu) sesudah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dia lah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."3
Apakah boleh bagi orang yang berakal mengatakan: "Saya akan tunda kesungguhan dalam menta'ati Allah dan beribadah kepadaNya, sampai berlalu masa muda, masa penuh kehidupan, semangat dan kekuatan? Sampai kemudian datang masa tua, lemah dan tak berdaya?
Dan ini yang terpenting, siapa yang bisa menjamin bahwa pemuda itu umurnya akan panjang mencapai usia tua? Bisa jadi ia keduluan ajal saat masih muda dan kalau lah ada yang menjamin bahwa ia bisa sampai tua, siapakah yang menjamin ia akan bisa istiqamah dan bertaubat?
footnote:Dan ini yang terpenting, siapa yang bisa menjamin bahwa pemuda itu umurnya akan panjang mencapai usia tua? Bisa jadi ia keduluan ajal saat masih muda dan kalau lah ada yang menjamin bahwa ia bisa sampai tua, siapakah yang menjamin ia akan bisa istiqamah dan bertaubat?
1. Hadits riwayat Ahmad (9210), At-Tirmidzi, An-Nasa'i (465) dan Ibnu Majah (1425)
2. Hadits riwayat Al-Bukhari (2653), Muslim (89)
3. Surah Ar-Rum ayat 54
2 komentar:
dari judulnya saja sudah membuat saya merenung. terima kasih artikelnya, sangat bermanfaat..
jiwa muda hrs kuat, dinamis dan penuh semangat ;)
hehehe....
siiip, masa muda harus penuh karya :D
Post a Comment