Friday, June 15, 2012

Prasangka???



Terkadang kita sok tahu. Sok paling benar dan merasa paling baik sendiri. Ketika salah seorang sahabat atau teman kita tiba-tiba saja berubah dari suatu hal yang kita angggap 'baik' menjadi 'berbeda', amat mudah kita menghakimi alias menjudge bahwa ia tidak konsisten. 

Padahal dia dulunya begini begini... Beda banget sama yang sekarangnya. 

Ya Allah, kok bisa gitu sist? Aku ngga nyangka dia sekarang berubah. Padahal aku kemaren keduluan sama dia lho sholehnya.

Yaah... hidayah Allah mah siapa yang tau sob! Contohnya kayak dia tuh, yang dulu ibadahnya rajin kok bisa ya sekarang jadi gitu?

Fuiiih.... bosen deh denger kata-kata yang begituan, yang biasanya selalu hadir di majelis ibu-ibu golongan muda sampe yang tua. Hadeeh... nyesek tau....

Sebegitu baikkah mereka-mereka yang memberi penilaian? Sebegitu sempurnakah mereka yang menghakimi apa yang hanya dilihat tanpa pernah turut merasakan? Sebegitu muliakah mereka dari apa-apa yang mereka katakan?

Yaa... tampaknya hal itu jadi tonjokan juga buat saya pribadi yang sering merasa lebih baik dari orang di sekitar saya. Tapi setidaknya, melalui postingan kali ini saya ingin berbagi apa yang saya perhatikan untuk sama-sama dijadikan renungan.

-=o0o=-

Dahulu, ketika SMP saya bersekolah di sekolah islam. Dan sudah pasti dengan label islam tersebut turut mempengaruhi seragam yang kami kenakan. Bagi yang perempuan, kami diwajibkan untuk berjilbab baik di sekolah, di rumah mau pun di luar itu. Program-program yang diberikan dari sekolah untuk kami pun beragam pula kemasannya. Intinya, program yang diberikan untuk kami jalankan tersebut menjadi harapan agar setelah keluar kelak kami bisa rutin menjalankannya.

Program yang selalu berjalan tiap harri tersebut dinamakan wajibat yaumiyah alias kewajiban harian seperti shalat lail, dhuha, al-ma'tsurat/dzikir harian, tilawah/baca al-qur'an, do'a sehari-hari, hafalan dan muraja'ah/mengulang hafalan al-qur'an, akhlaq harian, dllsb.

Nah, untuk mengecek wajibat tersebut, setiap seorang dari kami memiliki partner dan setiap partner berkewajiban mengecek amali pasangannya.

Setiap pulang sekolah, seminggu sekali atau beberapa bulan sekali, guru-guru kami akan memperhatikan aktivitas harian yang diformulasikan dalam tabel. Dari sana, para guru bisa mengetahui ibadah unggulan yang dimiliki para siswa, tingkat partisipasi dan sebagainya. Bagi murid-murid yang baik ibadahnya dalam kurun waktu tertentu atau memiliki amalan unggulan akan diberikan hadiah berupa piagam dan hadiah menarik.

Ada seorang teman saya yang tidak perlu saya sebutkan namanya begitu rajin ibadahnya dan jarang ada yang bisa melampauinya. Saya sungguh salut luar biasa. Padahal usianya tak jauh berbeda dengan saya. Saya bahkan sampai pengen seperti dia. Enak lho... bisa dapet banyak piagam, hadiah, penghargaan dan medali bahkan... #jiwaremaja 

Malang, dengan usainya pembelajaran di sana, ia turut mengusaikan segalanya dan bahkan melepas hijabnya. Dari sanalah akhirnya banyak cuap-cuap sana-sini yang bermunculan mengenai perubahannya.  Aku pun sampai tak habis pikir dan hanya bisa mengelus dada.

Aku paling merasa malu di bagian setelahnya, karena aku tidak berani menasihatinya. Sejujurnya, di saat aku pernah bertemu dengannya dan membuktikan perkataan teman-temanku aku sangat terkejut. Ada sejuta tanya yang membanjiri benakku. Ada pula sejuta justifikasiku kepadanya. Ada banyak pula yang ingin kukatan agar ia kembali. Tapi semuanya hanya terhenti di batas kerongkonganku. 

-=o0o=-

Sekitar beberapa tahun kemudian beliau menghubungiku untuk suatu keperluan. Dan saat itu aku sedikit telah mengerti untuk bersikap yang baik kepada setiap orang siapa pun itu. Aku selalu berusaha menanamkan keinginan untuk tidak menyakiti. Ya, tidak menyakiti dengan cara apa pun, termasuk menganggap hal yang aneh tentangnya. 

Kupikirkan dalam-dalam dan selalu kuingat nasihat dari beberapa buku dan artikel yang kubaca. Kurenungi pula figur-figur teladan penuh kesabaran Nabi dan Rasul Allah, sahabat setia dan pengikutnya serta orang-orang baik yang ada di sekelilingku. Hingga aku pun bergumam dalam hati 'Aku ingin seperti mereka'. Menjadi teman di saat yang lain tak menemaninya. Menjadi yang membalas keburukan dengan kebaikan. Menjadi bagian orang-orang yang tulus; mendo'akan dan berbuat. Menjadi orang yang mencintai saudara/inya karena Allah. Apa pun keadaannya. 

Usai aku meminjami keperluannya, tak dinyana ia berbaik hati membelikanku sebuah baju yang bagus sebagai oleh-oleh untukku katanya. 

Hemm... untuk beberapa saat aku tertegun atas kebaikannya. Padahal, keadaannya ia masih 'tak berhijab'. Tapi ia masih mengingatku. Sementara aku? Untuk menjadi partner yang mendukung di kala melemah kekuatannya saja pelit sekali. Aiih... malu rasanya... Dari sana aku mulai menarik pelan-pelan sebuah hikmah baru: "Apa yang kita pikirkan tentang seseorang, belum tentu sepenuhnya sesuai pikiran kita. Karena yang menguasai hati dan jiwanya hanya Allah. Aku tidak berhak memberikan sangkaan apa-apa kepadanya. Mulailah berubahlah untuk menjadi orang-orang yang memiliki paradigma berbeda dari orang-orang kebanyakan dalam menilai seseorang."

Subhanallah, MasyaAllah... Di luar itu semua ada lagi sebuah kesyukuran yang ternyata mampu membelokkan paradigmaku yang sebelumnya.

"Mah, aku mau pake jilbab lagi lho... InsyaAllah selamanya... aamiin ya Allah.", kirimnya padaku melalui sebuah pesan singkat.

Aku berulang kali membacanya. Merasakan tubuhku bergetar luar biasa karenanya. Subhanallah.... ternyata hidayah Allah ngga cuma sekali ya.. Ternyata Allah menyayanginya. Ternyata aku salah prasangka. Ternyata Allah luar biasa. Subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar.....!!!

Hmmm.... Saudariku, selamat datang kembali. Ah ya, salah, maksudku "ukhtiku... welcome to your new life. May Allah always be with you."

15 Juni 2012
Kamar Mimpi



5 komentar:

Irma Devi Santika said...

Subhanallah..
Semoga Allah SWT menjaga niat lurusnya untuk kembali memakai jilbab :)
Terkadang saya juga suka ingin menutup kuping ketika banyak orang membicarakan orang lain. Rasanya membicarakan orang lain itu seperti membicarakan diri sendiri. Semoga Allah menjaga prasangka2 kita :)

affanibnu said...

well, sebuah sentuhan dari muslimah yang menyentuh.. :)

Mae said...

@mbak irma: iya mbak, aamiin... semoga Allah menyayanginya :D
yuuk,, sm2 brusaha u mnjga dri tdk mmbicarakan org lain :D

@affamibnu: :)

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Alhamdulillah...., ikut senang rasanya saya; semoga bisa istiqamah ya....

Mae said...

aamiin, insyaAllah semoga kita smua bisa slalu istiqamah...

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah