Sunday, April 27, 2014

Serial initiator team :Learn from our defeat

tumblr_inline_n4p1pvrdYj1syrgop

"Kenapa kamu mau masuk kader?", tanyanya sedikit sengak sembari menguji ketahanan mentalku.

"Karena.. karena saya ingin merubah apa yang terjadi selama ini. Sepertinya cocok dengan jiwa saya."

Yeah! Teringat petikan percakapan yang terjadi kisaran 1-1,5 tahun yang lalu. Ntah, mengapa ada jawaban yang keluar seperti itu. Nyatanya saja, keadaan yang sudah mendarah daging itu dalam pemilihan sebulan lalu tak mampu tim kami lakukan. Kami berniat merubah kekauan dalam organisasi yang semestinya bermesra dengan keakraban dan produktivitas, namun nihil. Apalah daya. But.. it's my special moment for us and especially for me.
_________________________________________________________________________________

Sepulang penentuan Ketua BEM Fungsional malam itu, tim kami berkumpul. Ada Aku (Mai), Alief, Saroh, Arvi, Baqo, Lina, Rakh, dan terakhir Fathur. Camp utama kami menjadi sasaran kegalauan hati-hati yang tengah berkecamuk pasca kekalahan.
"Mai, ada kata-kata motivasi ga? Gue masih panas nih! Masih ga terima. Mana gue tipe orang yang susah ikhlas dan lama banget buat menerima keputusan yang jelek menurut gue."
"Iya Mai, biasanya lu yang selalu punya kata2 inspirasi gitu."
"Huffhh.. Masih sedih tau Lin, Vi.. Emang bisa?"
Akhirnya semua sibuk menekuri ekspresi kekecewaan dengan cara masing2. 
_________________________________________________________________________________

Tiba2 Fathur muncul dengan ekspresi sok pahlawannya: "Malam ini semuanya udah harus selesai guys. Silahkan kalau kalian mau menumpahkan kekecewaan kalian dulu, tapi nanti setelah itu kita mesti membahas progress kita gimana ke depannya. Jangan sampai seperti ini melulu. Gimana? Setuju ga?"

"Gue setuju!"

"Iya, bener juga lo Thur!"

-Sesi curhat dimulai dan kekesalan pun tertuang meski mungkin sedikitnya masih ada kesedihan dari hati terdalam kami-

Saat pertengahan sesi, seorang Rakh tampil bak guru bijak: "Guys! Seperti yang gue bilang kemaren, pemimpin itu udah ditentuin sama yang di atas ada di Lauh Mahfuznya. Mau lo obrak-abrik sekuat tenaga lo pun lo ga bakalan mampu. Coba deh sekarang kita pikirin dengan hati yang bersih. Bayangin ya! Bayangin aja nih kalau seandainya tim kita yang menang, bisa aja kasus yang terjadi 2010 terjadi lagi di angkatan kita. Angkatan kita berserakan. Tapi Allah memilih kita untuk kalah, karena kita siap untuk menerima kekalahan. Itu yang penting."

"Gue, dengan jujur gue bilang gue salut sama tim ini. Kita duduk bareng bermalem-malem buat ngerumusin sistem yang terbaik buat bem kita dan 3 organisasi yang ada di pspd. Tapi kita mesti inget lagi apa yang dibilang temen kita kemaren, kita di sini niatnya karena Allah bukan untuk menang."
_________________________________________________________________________________

PLAK. Bener juga. Rakh seolah2 mengingatkan gue kembali ke pemahaman yang sebenarnya. Ya, untuk Allah. Sekalipun untuk sesuatu yang baik kita tidak boleh memaksakan kehendak kita. Ada Allah yang MAHA Tahu, kita tidak berhak menjadi SOK Tahu.

Ini menurut gue masuk dalam salah satu bagian dari proses yang harus dipersiapkan oleh pengkader: KADER YANG SELALU SIAP DALAM POSISI MENANG ATAU KALAH.

Memberi tahu setiap orang untuk dalam posisi yang tidak menyenangkan memang rumit. Toh, kita sendiri bisa saja belum mampu menepuk dada kita sendiri untuk bersabar. Inilah salah satu tantangan untuk membina diri kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita untuk berpikir THE OTHER SIDE. 
Yang ideal menurut kita belum tentu baik menurut orang lain dan belum tentu juga baik menurut Allah. Why? Kita terlahir berbeda dan paparan yang diterima juga berbeda sehingga pola berpikir masing2 individu pun berbeda. Apakah pantas kita memaksakan diri kita paling benar karena kita merasa yakin kita telah lama berada di dalam lingkungan yang paling baik dari kondisi rival kita? Jawabannya: NO!

0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah