Date with Destiny
Berkencan adalah bahasa umum
yang sering kita dengar dari orang yang bercinta. Namun, kali ini kita akan
menggunakan istilah kencan dengan sesuatu yang seringkali kita hindari,
tinggali, atau bahkan kita sesali. Ya, Date with destiny. Berkencan dengan nasib.
Jika kita suatu saat berkencan
dengan pasangan kita, maka segala problem apa pun yang sebelumnya sangat
mengganggu pikiran atau bahkan kejiwaan kita, seolah menjadi terlupakan. Kita
menjadi bahagia karenanya. Kita merasa terlepas dari hal-hal yang membelenggu
diri kita. Hal yang sama sebenarnya, akan kita dapatkan ketika kita berkencan
dengan nasib, takdir, atau ketentuan yang telah diberikan oleh Allah.
Tentulah kelak seberat apa pun
persoalan yang kita hadapi, sesulit apapun derita yang kita rasakan, ketika
kita bisa berkencan dengan nasib, semoga kita mampu merasakan rangkaian
kebahagian dan kenikmatan dalam menjalani kehidupan, memandangnya menjadi lebih
indah dan bermakna. Kita akan merasakan permasalahan menjadi kenikmatan, lalu
kita akan tersenyum, berpikir positif dan mampu melangkah lebih semangat.
Karena sesungguhnya problem
yang mewarnai garis takdir itu adalah sebuah keniscayaan. Ia pasti dimiliki oleh
setiap manusia. Saya, anda dan semuanya memiliki permasalahan. Yang aneh
adalah, jika ada seseorang yang mengatakan kepada kita bahwa dia tidak memiliki
problem. Tentu saja orang tersebut memiliki problem bahwa dia tidak memahami
hidup ini punya masalah.
Siapapun yang memiliki problem,
kita tidak perlu khawatir, karena khawatir tidak akan menyelesaikan masalah
yang dimiliki. Yang penting adalah bagaimana caranya kita mampu menyelesaikan
masalah. How to solve the problem.
Kembali ke topic awal mengenai
kencan. Kencan akan menjadi sebuah keindahan karena adanya bumbu yang dinamakan
KISS. Namun, KISS yang akan kita bahas kali ini bukan bermakna negative,
melainkan sebuah singkatan dari tips-tips yang akan diuraikan tentang bagaimana
caranya berkencan dengan takdir.
1. Keeping our close connecting
with Allah (Menjaga kedekatan hubungan kita dengan Allah)
Ujian
yang Allah berikan, sesungguhnya merupakan bukti cinta dari Allah. Ia ingin
agar kita lebih dekat dengan Nya.
Ada
sebuah ungkapan menarik mengenai hal ini, “Tuhan merasa senang terhadap
hambaNya yang berdo’a sambil merintih. Pada saat itulah Ia merasa bahagia.”
Bila
direnungkan dan dipikir-pikir ulang, ungkapan tersebut sangat relevan dengan
apa yang sebenarnya telah kita alami. Jika kita tidak diuji, kapan kita bisa
meluangkan waktu untuk mendekatkan diri
kepadaNya, menangis di sepertiga malamNya, memohon dengan merendahkan
diri di hadapNya dengan kesungguhan??
2.Improve
yourselve to follow Rasulullah (Upayakan dirimu untuk meneladani Rasulullah
saw.)
Rasulullah
adalah teladan yang sempurna dalam berbagai aspek dan posisi. Sehingga, dengan
meneladani kepribadian beliau, cara beliau memecahkan masalah, semoga kita
menjadi lebih mudah dalam menghadapi permasalahan sesuai dengan tuntunan agama.
3. Sacrifice
your emotion (Korbankan emosimu)
Jika
emosi lebih dominan dalam mengendalikan permasalahan, tentunya dapat
mengalahkan rasio akal yang sebenarnya mampu menyelesaikan permasalahan lebih
bijak. Emosi umpama pedang. Jika digunakan dengan baik, ia akan menjadi sesuatu
yang bermanfaat. Namun lain halnya jika pedang itu tidak digunakan dengan baik.
Bisa saja kita sebagai tuannya menjadi korban.
Belumlah
kita dikatakan sebagai orang yang beriman apabila belum mampu menundukkan hawa
nafsu. Emosi yang mampu dikendalikan dengan baik, maka akan menimbulkan
semangat hidup, sementara jika emosi tidak terkendali, tentunya dapat merusak
kehidupan manusia itu sendiri.
4.Solve
your problem with Al-Qur’an (Selesaikan permasalahan dengan Al-Qur’an)
Ada
sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa kita tidak akan dapat melihat makna
sebuah kejadian kecuali dengan tiga syarat. Mata yang terbuka, adanya cahaya
dan mata hati. Mata yang terbuka penaka ilmu pengetahuan, cahayanya adalah
Al-Qur’an dan mata hati atau nurani. Seseorang yang matanya terbuka, bila tidak
ada cahaya di sekitarnya tentulah hanya kegelapan yang menghampiri. Begitu juga
dengan pengetahuan, jika tidak diimbangi dengan cahaya Al-Qur’an, tentulah
tidak akan mampu menyirat makna pengetahuan yang terbentang di etalase alam.
Pun sebaliknya, bila Al-Qur’an yang kita baca, tidak dibarengi dengan adanya
pengetahuan yang meyakinkan kita akan kekuasaanNya akan seperti orang yang
buta, meski cahaya di sekitarnya berpendar ke segala penjuru.
Namun,
kita juga harus menyadari, bahwa peran mata hati sebagai penentunya. Jika Allah
menghendaki keimanan ada di dalam hatinya, maka tidak ada yang mampu
menolaknya. Bila Allah enggan keimanan tertaut dalam hatinya, tentunya siapapun
orang yang diusahakan memberikan hidayah kepadanya, mereka tak akan mampu,
sekalipun saudara sendiri.
As a
conclusion, ‘HARD’ give the investation for us that can’t buy by money. That investation is: “Destiny is not a matter
of challenge, but it is a matter of choise.”
2 komentar:
Berkencan dengan takdir mungkin sama yaa kalo kita bilang bermain dengan takdir. Kita sering mengeluh terhadap permasalahan yang kita hadapi, ataupun tidak terima terhadap kenyataan yang kita alami. Tapi kalo kita sadar bahwa kalau kita tidak diuji, kapan kita punya waktu unutk mengingat-Nya. Dan mungkin dengan ujian-Nya itu, Ia bermaksud membuat kita untuk ingat kepada-Nya dan meyerahkan semuanya kepada-Nya.. :)
Nice sharing mbak.. full of reflection... :)
thanks for your share :)
i agree with you that Allah will always know the best things for us :D
Post a Comment