Saturday, July 7, 2012

Sesosok Wanita Perkasa

Seharusnya engkau menangis Amalia. Kemana air matamu? Ini sudah sewajarnya. Bahkan aku tak sanggup menatapmu yang berbalik tersenyum dan menyimpan air matamu. Aku tak yakin jika aku yang menjadi dirimu saat ini apakah aku bisa menjadi sesosok kuat laiknya dirimu. 

Kau terlalu perkasa!

Kau malah kirimkan kata-kata yang justru menjadi peneduh bagi diriku: "Iya Mah, aku tau kok. Aku senang temen-temenku banyak yang lulus. Itu pun sudah cukup bagiku. Aku ngga mau lihat temen2ku nangis di depan mataku lagi :)"

MasyaAlloh.... Di balik semua pengorbanan dan biaya yang jika kubandingkan dengan diriku malah tidak ada apa-apanya. Di saat aku masih nyadong, engkau sudah belajar mandiri demi cita-citamu. Kau tinggalkan comfort zone yang terus-terusan memikatmu dan segera beralih menuju impianmu yang kau rindu. Di saat aku masih asik-asiknya ikut ini dan itu, engkau telah lama bergelut dengan kegigihan dalam tumpukan-tumpukan buku. Aku rasa, tahun ini sudah sewajarnya menjadi milikmu. Menjadi pelangi yang menuntunmu menuju hari-hari cerahmu.

Dan karena itulah aku malu. Aku harus belajar banyak dari dirimu. Kau telah meyakinkan dirimu lebih dulu bahwa segala tetap-Nya adalah yang terbaik. Kau ajari aku menerima segalanya, meski sebuah kesakitan menerpamu untuk yang kedua kalinya. Kau kuat sekali Amalia. Kau hebat sahabatku.

Dan akhirnya aku juga harus meyakini lebih nikmat lagi, bahwa perkara yang dihadiahkan oleh Allah kepada seorang mukmin segalanya adalah baik; bila sulit dan sedih ia bersabar, dan jika diberi nikmat ia bersyukur.

2 komentar:

Akhmad Muhaimin Azzet said...

iya dua hal itu, sabar dan syukur, adalah sayap yang bisa digunakan oleh seorang mukmin terbang dlm mengarungi kehidupan ini agar senantiasa bahagia...

Mae said...

siiip... btul pak. hadits rasul yang itu memang sanga mencerminkan kepribadian seorang muslim sejati. Semoga kita bisa seperti itu ya pak..

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah