Laskar Minoritas
Aku mencintai sebuah momen di hidupku. Kala berinteraksi dalam sekelompok minoritas penguat keyakinanku. Ini bukan aliran sesat. Bukan pula tentang kisah teroris-teroris yang semakin berjibaku.
Aku menjumpai mereka dengan sebuah keluhan yang amat mengusik di pikiranku. Masalah "PERCONTEKAN" di dunia sekolah. Awalnya kukira hanya sebatas lirik-lirikan di meja yang bersebelahan, namun ternyata aku salah praduga. Kini, aku telah terbawa menuju titik kulminasiku untuk menentang, membenci dan melawan. Untunglah, Allah Maha Tahu, aku punya sasaran beberapa orang yang akan kukait dalam kasus ini. Masalah yang rumit memang.
*Esok pra UN*
Selepas pulang sekolah, tak sabar ingin kutekan tuts-tuts keyboard di depan laptopku. Menuangkan segala resah dan risihku yang benar-benar menghantui. Ini dakwahku, ini jalanku, ini kesempatanku, ini ladang amalku. Rabbi, semoga aku tepat sasaran....
Sebuah surat baru saja kulayangkan untuk beberapa orang yang kupilih secara selektif. Kuharap, tak salah pilih. Untuk dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Mereka orang-orang yang punya pemikiran mendalam dan konsisten terhadap ilmu yang mereka dapatkan. Bismillah...
Alhamdulillah langkahku tidak sia-sia. Ternyata mereka semua merasakan hal yang sama. Setelah itu, muncullah kata sepakat untuk saling memperkuat keyakinan. Langkah yang harus diambil dan selanjutnya strategi dan bentuk-bentuk kecurangan yang mereka perbuat.
Ah, aneh... Ketika lisan kami berujar, pena kami tergores, logika kami tertuang tentang sebuah kebenaran itu, semua mata malah menatap tajam, seolah menohok jantung yang paling dalam. Why?? Kenapa mereka harus marah-marah?? Kenapa mereka berbalik menyerang kami???
Susahnya meyakini kebenaran, berusaha benar, menerima dan menerapkan kebenaran. Seolah-olah benar dan jujur itu hanya sebuah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Pelajar kini kerap mengutamakan hasil yang memuaskan ketimbang etos kerja untuk mendapatkan. "Lebih baik nilai 10 nyontek daripada 5 hasil kerja sendiri."
Duhai Rabbku.... miris hati ini. Sepenuh daya sepenuhnya kami lakukan ini di jalan-Mu. Mulai dari stats yang ditujukan untuk peringatan, maupun note-note kecil untuk menyadarkan, nasihat-nasihat kecil sekedar pengajakan.
Setelah kejadian itu, sms teror, kecaman atau apalah namanya. Kerap menyita perhatian kami. Tapi, dengan sebuah kebersamaan, hilanglah semua beban. "Keep fighting, or die trying !!!!" Salah seorang temanku berujar.
Subhanallah, aku cinta keminoritasan ini. Saat aku bersama ukhti-ukhtiku tercinta tengah sibuk-sibuknya berbicara tentang strategi dakwah ini. Tentang cita-cita dan keprofesionalitasan pribadi di massa datang. Ada sebuah tuntutan yang menantang, memperluas jaringan islam dengan sebuah prestasi gemilang. Senyum pun bergilir dari raut wajah kami, sebuah kata penguat: "Allahu akbar...!!!"
Ya Rabb, meski dalam sebuah keminoritasan. Bukankah kami jauh lebih besar dengan keturutsertaanmu ya Allah.... Lapangkan hati kami. Tetapkan kami dalam keistiqamahan. Sabarkan kami dalam jalan-Mu. Mudahkan langkah kami, yakinkan kami dengan "Sara 'ala darbi washala". Yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan.
Tetap Semangat Laskar Minoritas. Semoga Allah memudahkan langkah kita menjadi muslim yang profesional di masa datang. Islam menanti kita teman-temanku. Semoga Rabb kita memberikan jalan yang terbaik, jalan menuju cahaya-Nya. Tetap istiqamah teman: Mira, Dian, Lisa, Aji, Doni, Prima, dan Ibnu. Allah bersama kita.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586
*Esok pra UN*
Selepas pulang sekolah, tak sabar ingin kutekan tuts-tuts keyboard di depan laptopku. Menuangkan segala resah dan risihku yang benar-benar menghantui. Ini dakwahku, ini jalanku, ini kesempatanku, ini ladang amalku. Rabbi, semoga aku tepat sasaran....
Sebuah surat baru saja kulayangkan untuk beberapa orang yang kupilih secara selektif. Kuharap, tak salah pilih. Untuk dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Mereka orang-orang yang punya pemikiran mendalam dan konsisten terhadap ilmu yang mereka dapatkan. Bismillah...
Alhamdulillah langkahku tidak sia-sia. Ternyata mereka semua merasakan hal yang sama. Setelah itu, muncullah kata sepakat untuk saling memperkuat keyakinan. Langkah yang harus diambil dan selanjutnya strategi dan bentuk-bentuk kecurangan yang mereka perbuat.
Ah, aneh... Ketika lisan kami berujar, pena kami tergores, logika kami tertuang tentang sebuah kebenaran itu, semua mata malah menatap tajam, seolah menohok jantung yang paling dalam. Why?? Kenapa mereka harus marah-marah?? Kenapa mereka berbalik menyerang kami???
Susahnya meyakini kebenaran, berusaha benar, menerima dan menerapkan kebenaran. Seolah-olah benar dan jujur itu hanya sebuah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Pelajar kini kerap mengutamakan hasil yang memuaskan ketimbang etos kerja untuk mendapatkan. "Lebih baik nilai 10 nyontek daripada 5 hasil kerja sendiri."
Duhai Rabbku.... miris hati ini. Sepenuh daya sepenuhnya kami lakukan ini di jalan-Mu. Mulai dari stats yang ditujukan untuk peringatan, maupun note-note kecil untuk menyadarkan, nasihat-nasihat kecil sekedar pengajakan.
Setelah kejadian itu, sms teror, kecaman atau apalah namanya. Kerap menyita perhatian kami. Tapi, dengan sebuah kebersamaan, hilanglah semua beban. "Keep fighting, or die trying !!!!" Salah seorang temanku berujar.
Subhanallah, aku cinta keminoritasan ini. Saat aku bersama ukhti-ukhtiku tercinta tengah sibuk-sibuknya berbicara tentang strategi dakwah ini. Tentang cita-cita dan keprofesionalitasan pribadi di massa datang. Ada sebuah tuntutan yang menantang, memperluas jaringan islam dengan sebuah prestasi gemilang. Senyum pun bergilir dari raut wajah kami, sebuah kata penguat: "Allahu akbar...!!!"
Ya Rabb, meski dalam sebuah keminoritasan. Bukankah kami jauh lebih besar dengan keturutsertaanmu ya Allah.... Lapangkan hati kami. Tetapkan kami dalam keistiqamahan. Sabarkan kami dalam jalan-Mu. Mudahkan langkah kami, yakinkan kami dengan "Sara 'ala darbi washala". Yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan.
Tetap Semangat Laskar Minoritas. Semoga Allah memudahkan langkah kita menjadi muslim yang profesional di masa datang. Islam menanti kita teman-temanku. Semoga Rabb kita memberikan jalan yang terbaik, jalan menuju cahaya-Nya. Tetap istiqamah teman: Mira, Dian, Lisa, Aji, Doni, Prima, dan Ibnu. Allah bersama kita.
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586
11 komentar:
Saluutttt.....aku ga bisa berkata-kata apa-apa tentang ini...
keluhan bisa menjadi pecutan untuk mewujudkan suatu perubahan, tinggal tergantung bagaimana mengolah keluhan itu...
mimpi kita semua.. semoga minoritas seperti ini bisa menjadi mayoritas dalam melakukan perubahan...semangat!!!!
salutttt... aku ga bisa berkata-kata tentang ini...
keluhan bisa menjadi pecutan dalam melakukan perubahan, tinggal bagaimana mengolah keluhan itu...
mimpi kita semua... semoga minoritas seperti ini bisa menjadi mayoritas demi perubahan yang lebih baik...semangat!!!!
Yak betul!
Keminoritasan jg pula diperlarut dalam kesedihan, tapi lecutan untuk kemenangan di masa datang.
Semoga dakwah ini jalannya akan lapang, dan dimudahkan melawan aral yg menghadang, Allahuakbar!!!
Komitmen pada kejujuran memang berat, tapi itulah jalan yang benar: menuju keselamatan, kebahagiaan dan kedamaian
Salam ukhuwah
Semoga selalu diberi kekuatan untuk selalu berjuang, Keep Hamasah...
Allahu Akbar ! ! !
@Admin BeDa : Ya, setuju, beratt sekali. Tapi yg harus selalu kita ingat jika kita menolong agama Allah, Allah akan menolong kita, aamiin
Salam Ukhuwah kembali
Aamiin, mohon do'anya semoga Allah memberi yg terbaik. Allahuakbar!!!
dimana ada kemauan disitu akan ada jalannya..
Setuju!!
Idza shadaqal azmu wahada sabil (mantra si AF dlm trilogi Ranah 3 Warna)
smngt...!!!
slm knl y
dkung green computing yach....
d www.greand.co.cc
trimakasih kunjungannya
Post a Comment