Serial Adik Kakak: Tanah Rantau
3 anak rantau, 1 anak rumahan, datuk & nenek, lebihnya nyempil |
Aku tau de, hidup itu memang berat. Sekalipun orang-orang di sekeliling kita mengira hidup kita berkecukupan. Padahal jika saja mereka tahu ayah dan ibu kita benar-benar banting tulang untuk membiayai mewahnya sekolah di perantauan. Ya, mewah dengan kemahalannya. Padahal fasilitasnya belum seberapa bagus. Aku tahu mungkin kau kesal ketika pihak sekolah menyuruhmu ini itu untuk menyelesaikan komplikasi organisasi di sekolahmu, kehilangan barang-barangmu karena disita atau dicuri, kepelikan karena dilanda kanker uang bulananmu, masalah teman-temanmu dan tentu saja mungkin kau mulai merasakan pusingnya jatuh cinta.
Aku tahu itu de, aku sebagai mahasiswa rantau pun merasakan itu. Semua yang kau rasakan aku paham betul. Bahkan mungkin aku lebih pelik lagi karena emosionalku amat peka. Sedikit saja kasus mulai ruwet. Tapi tahukah kau maksud kemewahan yang ingin ummi dan abi berikan kepada kita?
Yahh.. kau mungkin sekarang sudah mulai merasakan bekas kemewahan itu. Kau merasakan kemandirian di saat yang lain berpongah dalam buaian rumah hangat dan bimbingan orang tua. Sementara kita merasakan segalanya sendiri, kegetiran dan kesedihan. Diam-diam merahasiakannya dari siapa pun dan meminta agar pertolonganNya lekas datang.
Ada lagi yang kulihat saat liburan ini kita dipertemukan kembali di ruang hijau damai rumah kita. Betapa keahlianmu makin bertambah, progress kalian begitu cepat de.. Kalian mengejar segala apa yang kalian bisa dapatkan di tanah rantau sana. Seni menggambar, komat kamit beatbox yang sangat memekakkan telinga, leadership, teknik komunikasi, agen motivator, keahlian hacker, potografer, dll nya yang jauh lebih banyak dari ku. Salut..!! Kau benar2 kebanggaan. Alhamdulillahnya progress kalian di bidang agama juga semakin baik. Hafalan kalian bertambah, wawasan agamnya juga begitu. Bahkan aku senang saat kita ribut-ribut masalah Mesir bersama dan berdiskusi banyak hal.
Aku menyukai sekali suasana itu. Bahkan, hingga sebesar ini kita tak pernah lupa aksi lucu-lucuan, konyol-konyolan, menciptakan kegaduhan, dan meski begitu, kita adalah teamwork lokal yang bisa diandalkan. Hmm...
Itulah de.. perjuangan kita yang sekarang: perjuangan di tanah rantau. Banyak hal yang ummi dan abi inginkan dari keberadaan kita yang jauh dari sisi mereka. Dalam novelnya Merry Riana mengatakan: ketika kita dihadapkan pada kondisi rumit bin sulit, segala sesuatu yang sebelumnya tersembunyi bisa terekspose blak-blakan. Itu pun tergantung pikiran kita juga, jika kita menyerah, mungkin pilihannya hanya satu: kembali ke peraduan dalam pelukan hangat ummi dan abi. Atau yang sering ummi bilang: 'berada dalam ketiak ibu'. Tapi aku yakin kita semua mampu bertahan dan tegar. Pilihan yang sebelumnya adalah pilihan yang sangat memalukan. Aku yakin banyak hal yang memacu perkembangan luar biasa dalam diri kita ketika kita jauh dari zona nyaman kita.
Di suatu hari yang dulu, do'aku ketika aku ingin pergi jauh dari tanah kelahiran kita adalah agar aku bisa leluasa dari segala hal yang menghambat gerakku. Mencari suasana kemandirian yang akan membuat aku lebih matang dan semakin dewasa.
Namun, ada satu hal yang tak boleh kita lupa. Kita harus birrul walidain. Kau ingat apa kata ummi? 'Tau mengapa sekalipun nenek dan datuk mampu, abi tetap menyimpan sedikit rezeki untuk mereka?", tanya ummi suatu ketika. "Karena itu salah satu bentuk perhatian abi pada orang tuanya. Sekali pun tak setara dengan besarnya pengorbanan dari orang tua yang memang sekali-kali tidak akan pernah terbayarkan." Ya, Tak kan pernah terbayarkan de...
Ingat ya... mari kita ingat bersama.. :)
Hmm... aku sering tersimpul lucu karena ternyata kita punya kebiasaan yang sama: menulis diari. Aku senang kebiasaanku bisa tertular ke kalian juga. Di sanalah tempat terbebas kita menuangkan segala hikmah kehidupan yang Allah bentangkan untuk kita, tempat merefleksi diri dan menuliskan cita terang seterang matahari. (Maaf ya.. aku kepo sama diarinya yang ketinggalan, jadi aku baca semua ceritanya. hihihi.. \ kakak yang ga sopan banget ya?)
Udah dulu deh postingnya, nytar disambung lain waktu ya de.. :D
0 komentar:
Post a Comment