Merindu Negeri Rantau
Dua hari yang lalu, selepas kepenatan berlalu. Kini jemariku lincah menyergap halaman-demi halaman buku ajaib ini. Sebuah trilogi berjudul "Ranah 3 Warna". Kisah tentang seorang anak di tanah rantau. Isinya sangat cocok dengan naluri pejalanku. Ya, merantau. Ada sesungging senyum yang meyakinkanku, ada harapan yang menggebu-gebu, ada rencana beribu-ribu. Benar-benar menggugah.
Aku iri kepada penulisnya. Aku ingin seperti dia. Melancong dengan si hitamnya, menapaki ranah 3 warna. Memang tak mudah, tak berat pula bila ada kemauan. Banyak tidaknya, mantra itu kini terus menuntutku pula agar mampu seperti dia. Melebihkan kemampuan di atas rata-rata. Aku salut atas usahanya mempertahankan argumentasi di depan Ibu Sonia saat seleksi pertukaran mahasiswa ke Kanada.
Aku suka pada mantra-mantra ajaibnya. Man jadda wa jada. Man shabara zhafira. Man sara 'ala darbi washala. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Siapa yang sabar akan beruntung. Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan. Hidup itu bukan milik orang-orang yang pintar. Hidup itu milik hamba Allah yang punya kemauan dan mau mengusahakannya, sebagai balasannya akan ada selalu jalan untuknya. Iza shadaqal azmu wahada sabil.
Aku malu bila tak mampu berkarya. Karena islam sungguh telah membawaku pada keyakinan apapun yang ada di dunia ini milik Illah kita, Allah. Lantas, kenapa malu meminta kepada-Nya?? Ahhh....!!! Aku bisa!! BISA! BISA! BISA!
Ingin sekali aku menjalari ranah rantau. Mendapatkan kerabat dan kawan baru. Seperti pesan imam Syafi'i yang membakar semangatku. "Jangan cari kemulian itu di kampung kelahiranmu. Sungguh kemuliaan itu ada pada perantauanmu di usia muda."
Ya Allah, izinkan aku berlari ke negeri rantau. Menghirup luasnya ilmu-Mu di sana. Melukiskan semua prestasi baru. Aamiin.....
Aku iri kepada penulisnya. Aku ingin seperti dia. Melancong dengan si hitamnya, menapaki ranah 3 warna. Memang tak mudah, tak berat pula bila ada kemauan. Banyak tidaknya, mantra itu kini terus menuntutku pula agar mampu seperti dia. Melebihkan kemampuan di atas rata-rata. Aku salut atas usahanya mempertahankan argumentasi di depan Ibu Sonia saat seleksi pertukaran mahasiswa ke Kanada.
Aku suka pada mantra-mantra ajaibnya. Man jadda wa jada. Man shabara zhafira. Man sara 'ala darbi washala. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. Siapa yang sabar akan beruntung. Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan. Hidup itu bukan milik orang-orang yang pintar. Hidup itu milik hamba Allah yang punya kemauan dan mau mengusahakannya, sebagai balasannya akan ada selalu jalan untuknya. Iza shadaqal azmu wahada sabil.
Aku malu bila tak mampu berkarya. Karena islam sungguh telah membawaku pada keyakinan apapun yang ada di dunia ini milik Illah kita, Allah. Lantas, kenapa malu meminta kepada-Nya?? Ahhh....!!! Aku bisa!! BISA! BISA! BISA!
Ingin sekali aku menjalari ranah rantau. Mendapatkan kerabat dan kawan baru. Seperti pesan imam Syafi'i yang membakar semangatku. "Jangan cari kemulian itu di kampung kelahiranmu. Sungguh kemuliaan itu ada pada perantauanmu di usia muda."
Ya Allah, izinkan aku berlari ke negeri rantau. Menghirup luasnya ilmu-Mu di sana. Melukiskan semua prestasi baru. Aamiin.....
0 komentar:
Post a Comment