Tuesday, September 6, 2011

Ketik REG spasi MIMPI


Subhanallah…. Syukur tak berhingga kutujukan untuk Kekasihku yang mencintai tanpa batas. KaruniaNya mengalir, memberikan kesegaran dan kesejukan kepada hamba-hambaNya. Atas semua pemberiannya yang zhahir maupun batin, kuucapkan sejuta terima kasih dari hati yang paling dalam.

Postingan kali ini, tanpa basa-basi yee. Semoga saja bermanfaat.

Aku ingin berbagi tentang sebuah perasaan yang kutemui kali ini dan mengajakmu untuk memilikinya. Bukan. Bukan perasaan yang sering ditembangkan dalam music-musik jahili atau digoreskan dalam novel-novel picisan. Tapi sebuah perasaan yang nadanya bisa memberikan energy luar biasa. Kau akan menemui kelegaan yang sangat bila telah melakukannya. Seluruh syarafmu pun akan tergerak untuk mengatakan: “Segera!! Segeralah…!!”

Penasaran??? Hmm…. Baiklah. Sesuatu yang akan membuat dirimu lega : Menceritakan mimpimu kepada orang yang dipercayai. Dalam hal ini aku memilih ummi sebagai pendengarnya. Ok, kenapa?? Kenapa kita butuh menyentuh kekuatan mimpi kita dengan mengatakannya??

Baiklah, coba simak dulu kisah berikut ini.
Di samping Ka'bah. Tepatnya di dalam bangunan setengah lingkaran yang dikenal dengan Hijr Ismail. Di samping rumah Allah yang suci itu berkumpul 4 orang. Mereka bukan sembarang orang. Tiga orang di antara mereka adalah Abdullah, Mush'ab, dan 'Urwah. Mereka adalah putra shahabat Nabi Zubair bin Awwam dengan Asma' putri Abu Bakar. Artinya mereka bertiga adalah keponakan ummul mukminin Aisyah radhiallahu anha. Bahkan orang keempatnya adalah shahabat mulia Abdullah bin Umarradhiallahu anhuma. Dan kita semua kenal shahabat yang dikenal merupakan duplikasi sempurna dari ayahnya, Umar bin Khattab radhiallahu anhu.

Bukan tentang agama yang mereka perbincangkan. Bukan pula tentang masalah umat yang mereka diskusikan. Mereka sedang bermimpi bersama. Mimpi dalam keterjagaan. Bukan mimpi bunga tidur. Mimpi yang akan menjadi landasan kuat untuk mereka berkarya. Majlis orang-orang shalih itu dibuka dengan kata: tamannaw (bermimpilah!).Abdullah bin Zubair memulai: Saya ingin mendapat kekhilafahan. Selanjutnya, 'Urwah menyahut: Saya ingin menjadi tempat mengambil ilmu.Mush'ab pun menyampaian keingnannya: Saya ingin memimpin Irak dan menikahi dua wanita; Aisyah binti Thalhah dan Sukainah binti al-Husain. Dan ditutup oleh Ibnu Umar: Adapun saya menginginkan ampunan Allah.

Pada akhirnya semua mimpi mereka pun menjadi kenyataan. (Kisah disadur dari www.eramuslim.com)
Manusia butuh kepercayaan. Selembar kertas yang ditulis di atasnya mimpi-mimpi, lantas dipendam begitu saja tak akan mempunyai arti. Cobalah untuk mengatakannya. Cukup dengan orang yang bisa dipercaya dan mampu mendengarkannya dengan sepenuh hati. Sungguh, senyuman pendengarmu seakan membawa sebuah sinar kepercayaan bahwa kau mampu mewujudkannya.

Ucapan berarti janji.Tidak dengan diam mimpi kita akan terealisasi. Tidak dengan diratapi ia akan menampakkan diri. Tapi dengan gerak. Dengan wujud kerja yang nyata. Katakanlah. Karena dengan mengatakannya seolah kita bisa membuka jalan pikiran lain yang sebelumnya tidak terpikirkan. Seperti ada sebuah janji yang harus ditunaikan. Bahkan, lebih jauh, perencanaan kita untuk mewujudkan mimpi itu akan lebih sempurna melalui sharing yang kita lakukan. Ide-ide dan gagasan kita turut teramaikan dengan berbagai inovasi.
Selain itu, melalui do’a-do’a yang kita lafalkan dengan kesungguhan juga akan mengalirkan sisi positifnya agar kita lebih yakin. Do’a bukanlah seperti kantong doraemon yang mampu mengeluarkan apa yang dipinta. Tapi, do’a adalah sebuah jalan penuntun untuk mengubah diri, dan meguatkan kita dalam perjalanan menghidupkan mimpi kita.

Mendapat dukungan Perasaan. Seolah mendapatkan dukungan secara tidak langsung akan dirasakan. Bahkan bisa jadi para pendengarmu akan menyatakan dukungannya kepadamu langsung dan terang-terangan. Tak jarang mereka akan terus mengingatkanmu bila semangatmu mulai memudar. Mereka adalah para pendukungmu di balik layar. Semangat mereka akan terus terngiang-ngiang di putih pagi hingga kelam petang. Merekalah ayah, ibu, adik-adik, sahabat, dan keluarga yang kau cinta.
Intinya, jika kau hanya membui awan-awan emasmu dalam hati. Atau hanya dengan menggoreskannya lalu disimpan dalam peti. Kau akan minus dukungan dan apresiasi dari orang-orang sekitarmu dan kehilangan semangat di tengah perjalanan. Padahal salah satu kekuatan untuk mewujudkan mimpi-mimpi adalah dukungan moril.

Lebih termotivasi untuk segera mewujudkannya.Serasa ada beban, tanggungan yang harus diselesaikan. Ada rasa ingin segera terkabul segala mimpi dengan merumuskan berbagai misi yang lebih matang. Tampak pula bayang-bayang sketsa keabuan yang melukiskan kebahagiaanmu kelak. Ada ayah, bunda, adik, nenek, kakek yang tengah menangis haru lewat bahagiamu. Sketsa itu seperti muncul di pelupuk mata. Meminta tambahan garis-garis hitam agar nuansa jelas lebih terang.

Bersama di jalan yang sama.Bisa jadi tanpa diduga, kita akan menemukan seseorang yang membersamai kita dalam sebuah tujuan yang sama. Hal ini akan lebih efektif, karena kita akan saling memotivasi dan menginspirasi. Melakukan misi secara sejalan akan terasa lebih ringan.

Saya yakin jika kalian telah bermimpi besar dan banyak. Ini dan itu. Begini dan begitu. Bahkan beberapa dari kalian telah mencoba menggulirkannya pada sebuah kertas kosong special. Plus aroma semangat, bumbu ikhtiar, dan rasa melalui do’a. Aku senang jika kalian telah melakukannya. Seharusnyalah begitu. Teruslah bermimpi…!!

Menurut salah satu buku yang saya baca, memiliki mimpi yang hebat merupakan awal dari pijakan kita. Memiliki mimpi adalah harapan.Sedangkan membangun mimpi berarti membangun suatu harapan positif untuk terus hidup.(My Dream Career: Endra K.Prihadhi)

But, yakinkah kita akan sepenuhnya menghidupkan mimpi-mimpi itu sendirian?? Berdasarkan pengalaman saya pribadi, mimpi yang digores tanpa ucapan, tidak membuahkan energy yang luar biasa dan takutnya akan kandas di tengah jalan. Cobalah untuk berbagi. Cukuplah kepada orang yang benar-benar dipercayai. Trik ini sangat manjur sob!! Selamat mencoba :)

Tidak dengan diam kita menjadi menang.
Tidak dengan bisu kita menjadi maju.
Kemuliaan hanya dapat diraih dengan tekad yang besar dan kerja keras.
Kini saatnya untuk bangun dan berlari mengejar ketertinggalan.
Bangkit dan beramal….!!!!
Karena tidak ada istirahat bersama jihad.
Isy Kariman au mut syahidan.
(Inspiring book: Are You an Entrepreneur?)

7 komentar:

Gulunganpita said...

Semakin semangat untuk bermimpi nih *sambil merajut (mimpi)*

hamasah!!

Mae said...

Keep hamasah juga mbak :D

Ayo bersama wujudkan mimpi-mimpi kita...

ROe Salampessy said...

nice post.

Irma Devi Santika said...

hamasah! :)
mau juga aaahh ikutan REG (spasi) MIMPI. merajut mimpi dan mewujudkannya, saat bermimpi pasti indah, tp harus dibarengi jg dengan semangat mewujudkannya. hehehe..

Mae said...

@mbk irma: setuju...!! Intinya bagaimana pergerakan kita dalam mewujudkan setiap asa... Allahuakbar...!!!

Unknown said...

Mimpi adalah sebuah tanggung jawab kita kepada diri sendir bukan kepada orang lain
Karena dengan mimpi itu kita mempunyai alasan yang kuat untuk tetap hidup sampai detik ini
Dah aku follow blog kamu,gantian ya follow back blog saya

Mae said...

Siiip. mantap..!!
Ok deh, ntar di follback

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah