Masalah untuk Apa???
Dulu, saya selalu merasa saya adalah orang yang paling banyak diberi masalah oleh Allah. Saya sering bingung dan bertanya-tanya sesungguhnya untuk apa Allah memberikan masalah. Bahkan, terkadang saya sering menangis dan merasa tidak kuat untuk bertahan. Belum lagi bayang-bayang kehidupan orang-orang di sekitar kita yang menurut pandangan kita sepertinya lebih enak, nyaman dan baik ketimbang diri kita.
Namun, seiring permasalahan yang terus mengalir, akhirnya saya menyadari bahwa masalah itu adalah ladang kita untuk berpikir dan sarana refleksi diri. Baik itu permasalahan yang kita alami sendiri maupun permasalahan yang ada di sekitar kita.
Suatu ketika, teman saya pernah bercerita kepada saya mengenai keadaan dirinya di tengah-tengah keluarganya. Melalui teman saya tersebut, saya menemukan sebuah pelajaran penting bahwa sesungguhnya apa yang kita bayangkan baik tentang seseorang belum tentu sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Padahal, teman saya tersebut jika di lihat dari pergaulannya di kampus adalah orang yang terlihat seperti tanpa masalah, ke mana-mana happy, pinter, dan wawasannya luas. Kalau dipikir-pikir, siapa sih orang tua yang ngga bangga punya anak kayak gitu. Ya ngga?? Tapi siapa sangka, lingkungan keluarga tempat ia tinggal tidak membuatnya bahagia seperti saat di kampus.
Peristiwa itu mengajarkan saya juga untuk lebih arif memaknai kehidupan yang Allah beri untuk kita. Karena dalam setiap sudut kehidupan itu, Allah pasti memberikan hambanya tentang hikmah yang luar biasa. Ntah sudut yang berbunga-bunga atau penuh air mata.
Maka, mulai sekarang, belajar untuk selalu melirik hikmah di setiap aktivitas yang kita jalani. Ketika tersandung kerikil, marilah kita berpikir bahwa ujian kecil ini bukanlah sebuah kesialan, melainkan pengajaran Allah kepada kita agar berhati-hati dan ajang bersyukur. Coba deh, kalau misalnya kita kesandung batu yang lebih besar atau kecelakaan, bukankah itu lebih berbahaya?
Hmm.... ngomong-ngomong soal hikmah, alhamdulillah saya punya banyak pengalaman dalam menemukan hikmah yang tersembunyi. Namun, hikmah tidaklah sesuatu yang akan kita dapat secara langsung ketika kita menemui permasalahan. Hikmah itu ditemukan jika kita mau bersabar dalam ujian dan tetap bersyukur atas apa yang Allah berikan. Salah satu contohnya adalah kisah saya yang berikut ini. Cie-cie...
Sewaktu saya duduk di bangku kelas tiga SMA, saya bercita-cita ingin kuliah di luar Provinsi Bengkulu. Jurusan yang rencananya akan saya ambil saat itu ada banyak sih: kalau ngga kedokteran, farmasi, teknik kimia, dan psikologi. (Kebanyakan kalee....)
Tapi setiap jurusan yang saya pilih semuanya punya alasan lho. Saya kepengen jadi dokter karena di provinsi saya tenaga medis masih kurang, utamanya untuk daerah pedesaan. Saya pengen ambil farmasi karena saya melihat bahwa keanekaragamaan flora di Indonesia bisa digunakan sebagai biofarmasi. Kalau teknik kimia sih, karena saya suka kimia. Tapi jurusan ini langsung di tolak mentah-mentah sama ummi dan oom saya. Katanya siih, kalau anak perempuan ngga boleh yang aneh-aneh. (hmmm....emang aneh ya...??). Dan untuk jurusan yang terakhir, dengan alasan saya sangat suka mengamati kondisi orang lain dan sering jadi tempat curhat. (hihiiiww... mamah dede dong...)
Ternyata, walhasil semuanya ngga ada yang jadi keambil. Dan jurusan yang saya ambil berputar haluan 180 derajat. Jurusan yang akhirnya jadi saya ambil adalah jurusan agama. Tepatnya ushuluddin alias filsafat islam di IAIN Bengkulu. Saat itu saya 'terpaksa' memasukinya. Karena jujur saja, dimana-mana rata2 sekolah tinggi/institut/uni islam negeri itu rata2 adalah pilihan terakhir. Bukan hanya di Bengkulu, tapi hal serupa saya dapati dari teman2 saya yang ada di luar Bengkulu.
Saya mencoba untuk ikhlas, karena saya berkeyakinan penuh bahwa Allah akan memberi hikmah dan memberi ganti yang terbaik. Alhamdulillah, hal itu terbukti. Saat saya sudah berada di IAIN selama beberapa bulan, ternyata dan ternyata..... banyak hal tak terduga yang saya dapatkan di sini.
Awalnya saya berpikir teman-teman di IAIN adalah mahasiswa yang tidak sesuai dengan label 'agama' nya. Ternyata di sini banyak teman-teman saya yang banyak hafalan qur'annya dan bahkan hafal qur'an, banyak teman2 yang sifat 'peduli dan peka' nya saya rasa sangat sulit didapatkan di lingkungan pendidikan bukan agama. Begitu juga kakak tingkatnya.
Kejadiannya, saat itu saya pernah mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah di universitas lain. Lomba itu sendiri saya ikuti atas rekomendasi dari komunitas yang lebih dikenal dengan nama KMMK (Komunitas Membaca dan Menulis Kreatif). Ketika mengikuti lomba itu, saya benar2 baru pemula, alias belum pernah ikut lomba karya tulis sama sekali. Tapi luar biasanya, kakak2 tingkat saya benar2 berkorban dan membantu sekali. Dari awal, pendaftarannya saya sudah dibayarin, kemudian diberi contoh format penulisannya, dicariin referensinya, jadi tempat bertanya dan selalu menanyakan bagaimana perkembangan tulisan saya. Dan yang saya paling ingat dan ngga ngebayangin, kakak tingkat saya rela nungguin berjam2 buat menandatangani halaman pengesahan saya dan juga mengganti halaman pengesahan saya yang tidak sesuai. Sampai keliling dan muter2... masyaAllah...
Selain itu, ternyata di sini saya nemuin temen2 yang 'klop' sama saya. Sama-sama hobi nulis, ngobrol, diskusi, baca buku dan jalan-jalan. Temen2 seperti ini tidak saya dapati saat saya bersekolah di SMA umum, karena memang pergaulannya berbeda. Saya sangat bersyukur sekali kepada Allah atas anugrah teman-teman saya yang luar biasa. Ada juga teman2 yang sama2 aktivis, yang seperjuangan di jalan Nya, temen2 yang menjaga bicara hanya untuk hal-hal yang bermanfaat, berbobot, sosial, dan inspiratif. Teman-teman saya itulah akhirnya yang membantu saya menemukan siapa diri saya yang sebenarnya.
Alhamdulillah... Mungkin postingan kali ini segitu aja dulu kali ya, nanti takutnya kepanjangan. Hehehe.... InsyaAllah akan disambung melalui postingan selanjutnya :D
Saya mencoba untuk ikhlas, karena saya berkeyakinan penuh bahwa Allah akan memberi hikmah dan memberi ganti yang terbaik. Alhamdulillah, hal itu terbukti. Saat saya sudah berada di IAIN selama beberapa bulan, ternyata dan ternyata..... banyak hal tak terduga yang saya dapatkan di sini.
Awalnya saya berpikir teman-teman di IAIN adalah mahasiswa yang tidak sesuai dengan label 'agama' nya. Ternyata di sini banyak teman-teman saya yang banyak hafalan qur'annya dan bahkan hafal qur'an, banyak teman2 yang sifat 'peduli dan peka' nya saya rasa sangat sulit didapatkan di lingkungan pendidikan bukan agama. Begitu juga kakak tingkatnya.
Kejadiannya, saat itu saya pernah mengikuti perlombaan karya tulis ilmiah di universitas lain. Lomba itu sendiri saya ikuti atas rekomendasi dari komunitas yang lebih dikenal dengan nama KMMK (Komunitas Membaca dan Menulis Kreatif). Ketika mengikuti lomba itu, saya benar2 baru pemula, alias belum pernah ikut lomba karya tulis sama sekali. Tapi luar biasanya, kakak2 tingkat saya benar2 berkorban dan membantu sekali. Dari awal, pendaftarannya saya sudah dibayarin, kemudian diberi contoh format penulisannya, dicariin referensinya, jadi tempat bertanya dan selalu menanyakan bagaimana perkembangan tulisan saya. Dan yang saya paling ingat dan ngga ngebayangin, kakak tingkat saya rela nungguin berjam2 buat menandatangani halaman pengesahan saya dan juga mengganti halaman pengesahan saya yang tidak sesuai. Sampai keliling dan muter2... masyaAllah...
Selain itu, ternyata di sini saya nemuin temen2 yang 'klop' sama saya. Sama-sama hobi nulis, ngobrol, diskusi, baca buku dan jalan-jalan. Temen2 seperti ini tidak saya dapati saat saya bersekolah di SMA umum, karena memang pergaulannya berbeda. Saya sangat bersyukur sekali kepada Allah atas anugrah teman-teman saya yang luar biasa. Ada juga teman2 yang sama2 aktivis, yang seperjuangan di jalan Nya, temen2 yang menjaga bicara hanya untuk hal-hal yang bermanfaat, berbobot, sosial, dan inspiratif. Teman-teman saya itulah akhirnya yang membantu saya menemukan siapa diri saya yang sebenarnya.
Alhamdulillah... Mungkin postingan kali ini segitu aja dulu kali ya, nanti takutnya kepanjangan. Hehehe.... InsyaAllah akan disambung melalui postingan selanjutnya :D
6 komentar:
hehe.. aku juga gtuh.. gak punya masalah.. tapi ada aja yg dipikirin hihi.. payah bgd nieh ..
yg dipikiran utang :P
masalah vs solusi..
hohoho....
utang dibayar mbaa', qiqiqi...
masalh itu datng tanpa di undang pergi harus diantar....hhehe
http://insanicita.blogspot.com
hohoho... bisa-bisa... ;)
Ucapkan "Alhamdulillah" saat kau mendapatkan ni'mat dan kemudahan.
Ucapkan "Alhamdulillah" saat kau mendapatkan musibah, masalah dan kesukaran.
Artinya selalu POSITIF Thinking kepada Allah Yang Maha Bijaksana. Tidaklah Allah memberikan masalah, cobaan, dan kesukaran kecuali PASTI ada hikamh dan Pelajaran yang bia diambil.
Stujuu...!!!
Post a Comment