Friday, March 2, 2012

Silaturrahmi Istimewa

   
     Hmm.... Silaturrahmi ya? Kalau pandangan saya terhadap ibadah muamalah yang satu ini memang kadang agak memberatkan di saat kita tidak memiliki rezeki yang berlebih. Tentu saja alasannya karena ngga enak dong, bersilaturrahmi tanpa buah tangan. Ya ngga??? Meskipun pada hakikatnya bersilaturrahmi itu mendatangkan rezeki, tapi kalau ngga punya ongkos nya gimana coba?? Ngga bisa juga kan?? Hehehe

     Nah, untuk temen-temen yang sudah tergabung dalam organisasi atau komunitas, biasanya sering melakukan kunjungan-kunjungan ke suatu tempat secara berombongan. Jadi kalau ada yang ngga punya ongkos kan bisa nebeng... hihihi... (mau enak nya aja). Tapi no problem lah kita mau silaturrahminya pake kendaraan sendiri, kendaraan umum atau nebeng yang jelas manfaat yang kita dapatkan begitu banyak. 

     Lebih asyiknya, bila kunjungan diadakan bersama-sama oleh organisasi atau komunitas, karena biasanya lebih variatif. Kalau saat lebaran silaturrahminya sekadar ke rumah sanak saudara, nah, di komunitas lebih banyak pilihan dan alternatifnya. Mulai dari mengunjungi temen seorganisasi, mengunjungi panti asuhan, sosial& jompo, mengunjungi masyarakat yang terkena musibah, yang berada di kamp pengungsian, dan masih banyak lagi. Nuansanya juga berbeda, biasanya cendrung untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang dikunjungi. Bisa dibilang hearing atau pun sharing juga sebenarnya.

     Dari sana, kita bisa sharing dan mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan. Kejadian tersebut saya alami sendiri saat mengikuti organisasi keislaman di kampus saya. Kali itu, kita mengadakan kunjungan ke rumah sepasang muallaf. Mengasyikkan rasanya. Karena itu pengalaman pertama saya bersilaturrahmi ke rumah muallaf.

     Maka, dengan bekal dari pengumpulan dana dan beras seikhlasnya, kami sangat bersemangat untuk mengunjungi mereka. 

     Kunjungan yang kami adakan, dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2012 kemaren di Jalan Nangka, Panorama Kota Bengkulu. Sebagian dari kami menaiki keandaraan umum dan sebagiannya lagi mengendarai sepeda motor. Sesampainya di sana, kami langsung disambut oleh kakak dan abang yang menanti di depan rumah mungil mereka. Kemudian kami pun mendengarkan cerita yang mengharukan dari keduanya.

     Kakak (istri) dan abang (suami) ternyata telah lama tiba di Bengkulu. Tepatnya saat bulan Oktober 2011 lalu. Mereka berdua berasal dari Medan dan mendapatkan hidayah di perantauan. Keislaman yang mereka pilih disaksikan oleh salah seorang dosen kami, Ibu Nur dan mereka pun dinikahkan secara islam di KUA saat itu juga. Kakak banyak bercerita kepada kami. Salah satunya tentang kebiasaan Abang (suaminya red) yang sebelum masuk islam dikenal dengan kebandelannya. 

     "Abang itu ngga betah kerja lama-lama sama orang. Paling lama bertahan dua bulan. Dan sebelum Abang keluar dari tempat kerjanya, abang selalu melakukan kerusakan dengan membanting barang-barang yang dimiliki oleh bosnya. Selalu saja begitu...", cerita kakak dimulai.
     "Iya kak? Bener?", salah seorang temanku penasaran.
     "Iya, tapi meski begitu kakak yakin hati abang ini lembut. Kakak saja sampai cinta sama abang. Abang pandai sekali menyusun kata. Kalau sudah begitu mah, bisa klepek-klepek kita dibuatnya.". Rona wajah kakak pun memerah bersemu.
     "Ciee kakak..."
     "Tapi hebatnya, setelah masuk islam, Abang sangat jauh berubah. Abang ngga pernah bandel lagi kayak dulu. Abang selalu ngimamin saya kalau lagi shalat di rumah. Meski masih pake buku tuntunan dan bismillah nya masih sering patah-patah.". Kali ini kakak tambah semangat menceritakan semuanya.
     "Ngga apa-apa kak, nanti lama-lama Abang dan Kakak juga terbiasa kok...", yang lain nyahut.
     "Semoga saja."

     "Kakak sekarang jadi betul-betul yakin sama islam. Padahal kakak dulunya termasuk orang yang taat beribadah. Suka juga baca Al-Kitab. Tapi semenjak kakak baca Al-Qur'an, kakak meyakini bahwa Yesus itu bukan Tuhan, tapi nabi juga. Manusia biasa. Kalau di dalam Al-Qur'an namanya Isa Al-Masih ya?"
     "Iya kak.", jawab kami kompak.
     "Nah, kakak baru tahu juga bahwa di dalam Al-Qur'an ini dikatakan akan ada nabi setelah Isa, Nabi Muhammad SAW. Dan itu sesuai dengan injil pada perjanjian lama. Sekarang itu injil yang perjanjian lama jarang digunakan. Lebih sering digunakan injil yang perjanjian baru. Kitab perjanjian lama itu adanya sebelum masehi dan yang perjanjian baru, baru ada setelah masehi."
     Kami pun manggut-manggut mendengarkan serunya kakak berbagi. Sesekali ditimpali oleh teman-teman yang ingin mengetahui lebih banyak ilmu dari kakak.
     "Kakak sekarang suka sekali baca-baca Al-Qur'an, baca buku-buku islami. Kadang juga kalau lagi ada uang dua ribu kakak pergi ke warnet nyari-nyari artikel. Kalau ngga bisa ya ngutang dulu."
     MasyaAllah, salut saya sama kakak. Ia begitu semangatnya mempelajari islam. Meski harus berhutang. Subhanallah. Semoga kakak juga abangnya tak pernah luput untuk kami bantu...

     Kakak yang kukenal ini ternyata juga punya semangat besar untuk mengajak mamak dan keluarganya yang lain untuk memeluk islam. Kakak bilang gini,
     "Kita yang muallaf ini kan juga istimewa ya. Kalau kalian terlahir sebagai islam sudah bawaan dari orang tua, sementara kakak berada dalam kondisi kristen selama tiga puluh tahunan. Jadi kakak tau kunci apa yang harus digunakan untuk menarik orang-orang kristen lainnya.", tambah kakak dengan senyumnya cantiknya. Duuuh, aku jadi terpesona dengan semangat baru kakak.

     Semoga kakak bisa istiqamah di jalan Allah......, batinku berucap.
     
     Maka, sore kemarin, kudapati suatu pelajaran baru dan berharga yang tak ternilai dari silaturrahmi. Sebuah harapan terindah semoga kuntum baru akan segera bermekaran dibasuhi dengan rintik hujan di senja sejuk kepulangan kami. Dan semoga yang telah bermekaran tak mudah rapuh diguncang angin yang bertiupan. Allahuakbar....!!!!


 
Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah