Wednesday, February 26, 2014

Bangkit..!!

muhasabah+diri


Sepertinya kali ini aku butuh bicara dengan orang lain. Sudah memuncak perasaan yang terpendam di dadaku bertahun-tahun. Namun aku tidak tega menjadikan orang lain sebagai pelarian atas masalah-masalahku. Orang tuaku, mereka terlalu idealis jika harus mereka yang menyelesaikan masalah kami. Kalian sudah dewasa! Mungkin begitu yang ada di pikiran mereka. Sehingga kadang kami tak lebih sebagai seorang yang bias disuruh-suruh saja saat kembali ke rumah. Mereka juga akan senang mengetahui anaknya punya banyak perubahan di negeri rantaunya masing-masing.

Kadang aku berpikir, andai aku punya kakak yang bias jadi tempatku menangis dan menceritakan semua masalahku. Tapi itu tak mungkin! Tidak mungkin mengharapkan sesuatu yang tak mungkin lagi terjadi. Huuffh, di satu sisi memang aku juga meyakini aku belum menjadi kakak yang baik bagi adik2ku dan juga tak mampu menjadi humas yang baik di keluargaku. Ntahlah, duniaku serasa sempit. Kadang aku terlalu introvert, enggan bergaul dan asyik masuk dengan duniaku sendiri. Tapi kadang aku akan kesepian bersama tumpukan riwayat masalahku yang tak habis-habisnya kuselesaikan sendiri. Namun batinku selalu menguatkan,selalu ada Allah mbak... Allah tempat yang paling nyaman bagiku untuk menumpahkan segalanya. Kadang aku suka kesal dan benci saat aku menceritakan masalahku. Ada saja yang tersebar dan kemudian ikut-ikutan menyelesaikan masalah. Padahal dia sudah kupercaya, tapi ternyata.. Yah.. itulah manusia, kadang dia tidak tau bagian mana dia harus bercerita tentang maslaah orang lain kepada orang lain lainnya.

Bagi sebagian besar wanita, curhat dan menumpahkan segala rasa kepada lawan jenisnya begitu mengasyikkan. Ya sih, sebagian hatiku mengiyakan. Kita seolah bagai ratu yang akan ditolong pulang di tengah perjalanan. Kesempatan ini sebenarnya datang berulang kali kepadaku. Hmm.. mungkin saja dia bisa menyelesaikan masalahku.. Tapi, oh no..! Bagi seorang aku yang sangat idealis, hal itu seperti menjebak diri dari satu kandang singa ke kandang singa yang lebih galak. Bisa saja ia menjadikan masalahmu sebagai jembatan terikat yang membuatnya mampu menguasaimu. Laki-laki di balik kebaikannya kadang juga menyebalkan!

Aku tidak mungkin berkata Tuhan tidak adil. Terlalu banyak bukti yang membuatku percaya bahwa Dia selalu adil, Ia selalu membuatku terharu setelah Ia menunjukkan sesungguhnya inilah jalan terbaik untukku. Mungkin kejadian ini yang membuat pola pikirku lebih dewasa dari usiaku, meski kadang sifat kekanakanku muncul bila bertemu teman yang mampu memecah kebekuanku.

Tidaaak…. Pergilah semua keharuan yang membuatku selalu bernostalgia dan melalaikan waktu. Aku masih punya mimpi! Aku masih punya harapan! Aku masih punya Allah yang selalu mendukung perjuanganku. Aku tidak ingin letih. Aku ingin seperti Alif Fikri –pemeran utama novel trilogy Ahmad Fuadi. Aku ingin berlari mengejar segala ketertinggalan dan melesatkan ghirohku untuk berjuang sebagai penolong agamaNya dengan menjadi tenaga medis professional, menjadi penulis dan intinya hamba yang bermanfaat.

0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah