Wednesday, August 4, 2010

Aku, Dia dan Rabbku....

Pagi ini, saat berangkat sekolah. Niat udah bulat-bulat belajar lillahi ta'ala. Buru-buru aku segera keluar rumah, dan mencari angkot. Rada susah nyarinya kalo bukan pagi-pagi.

Alhamdulillah hari ini ga kesiangan, jadi bisa langsung naik angkot, tanpa harus ditungguin lama-lama. Di angkot, seperti biasa, mataku celinguk sana sini, ngeliatin rumah-rumah pinggir jalan. Tiap perjalanan, aku jarang ngerespons orang yang kadang sering sibuk-sibuk sendiri di sebelah ku.

Nah, pagi ini, aku harus bertemu dengan seorang gadis sebaya ku yang naik di persimpangan puri. Ntah apa yang dilakukannya, aku merasa tertekan saat ia sering-sering geser di sebelahku. Mungkin ada atribut sekolahnya yang belum ia kenakan, batinku. Gadis itu turun di daerah Lingkar Barat. Parasnya tak mencurigakan. Dan aku pun berlagak apa adanya tanpa secuil yang tak kucurigai.

Sesampainya di depan sekolah. Aku terbiasa bersalaman dengan guru perempuanku dan menangkupkan kedua tanganku jika bertemu dengan guru laki-laki. Yah, bayangan yang ada dalam benakku. Tidak ada apapun yang terjadi. Saat aku berjalan di pelataran lobi sekolah. Temanku sibuk berteriak. "Oii,, Mae.... Tas mu terbuka, nggak dikancing yah??" Teriak Harits dan Dimas bersahutan.

Kulepas tas punggungku, Ya Rabbi,, Tiga kancingnya udah kebuka semua. Kulihat sekilas, sepertinya tk ada yang hilang. "Aman woi!!"

Langkahku kini mulai menuju kelas pojokku. Masuk, menyapa teman-teman, bercerita kecil. Namun saat kuingin menjalankan tugasku sebagai sekretaris kelas, Oalah, kotak pensilku lenyap. Baru kusadari ternyata. Gadis sebayaku itu,,,, Mungkin ia pikir di dalamnya ada uang deh. Kalau dilihat juga dari penampilannya. Aku bisa langsung mengambil kesimpulan kalau di itu cewek matre. (Semoga salah).

Yah, itulah kupikir tentang kehidupan zaman kini. Apapun dilakukan untuk memperbaiki penampilan. Keterbatasan dana, kesempatan, membuat orang lain menempuh jalan yang salah. Ada hikmahnya dibalik ceritaku ini:
Kalau mau naik angkot, tasnya dipangku, lebih aman
Alhamdulillah yang hilang cuma itu doang, ngga lebih. Karena sebelumnya, dari rumah aku mau bawa notebook, untung ngga jadi. Allah masih sayaaang deh, Allah ngasih kekuatan pikiran untukku ngga jadi bawa.

0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah