Lalai Penuhi Panggilan
sumber: vator.tv |
Sedari malam aku masih meragukan kedatanganku di acara rakor departemen kaderisasi salah satu organisasi keislaman kampus. Sejujurnya, lebih dari 50% pikiranku menghadangku untuk enggan datang ke acara itu. Ditambah lagi suasana pagi yang mulai menampakkan angin-angin badai dan hujan yang mulai rintik, serta kesibukan pagi sebagai anak perempuan tertua menggelitik naluriku untuk setia di bawah payungan atap rumah.. Ketimbang harus keluar rumah dengan kondisi yang dingin, lebih baik usai aktivitas pagiku aku kembali merasakan hangatnya pelukan selimut.
Seorang sahabat jauh yang telah mengetahui hari ini aku ada acara tersebut, setia mengingatkanku yang ogah-ogahan datang. Melalui pesan singkatnya ia berkata, "Bangkitlah ukh..! Datanglah! Walaupun kondisinya mau hujan. Dulu ana pernah ragu mau datang rihlah karena cuacanya jelek, tapi ana yakin untuk datang dan alhamdulillah, cuacanya menjadi cerah.... Sementara ukhti, rakornya di dalam ruangan, bukan di tengah lapangan. Hehe..."
Ya Allah, aku jadi sadar + malu sama diriku sendiri. Padahal jika diperhitungkan, aku telah mencicipi tarbiyah jauh lebih lama dari saudariku ini. Dan..... Ah, ya... This is my way, and i've choised to join with them. Ok, i'll come... Akhirnya kusegerakan pekerjaanku, lantas bergegas bersiap-siap, meski masih ada sedikit lalaiku untuk berlama-lama. Usai bersiap dan baru akan berangkat, badai kembali bersama hujan yang deras. Ingin naik angkot, belum tiba angkotnya pasti aku sudah kehujanan.... Ya Rabb bingung...
Lalu aku kembali ke kamarku. Berpikir bahwa badai ini akan lama usainya. Lalu iseng-iseng kurebahkan tubuhku sembari menunggu hujan reda. Malangnya, aku ketiduran dan bangun setelah hujan nya telah lama reda. Ya Allah, aku tambah males-malesan kalau udah telat gini. Mau pergi tapi godaannya besaar banget.. Udah deh, ya Allah, maaf sekali ini saja....
Tak lama kemudian, sepertinya aku merasakan perutku terasa perih. Mungkin ini teguran dari Allah buatku. Yang sebelumnya aku ingin merasa nyaman, malah akhirnya diberi ketidaknyamanan oleh Allah. Seharian aku merasakan perih yang berkepanjangan. Aku benar-benar kapok, lain-lain hari, semoga aku diberikan kemudahan oleh Allah ketika panggilan itu datang. Aamiin....
Semoga kisah ini bisa diambil ibrahnya oleh teman-temanku sekalian :D
2 komentar:
wuaah..ngena banget nih postingan, soalnya kadang sy jg gitu.hehe ^^v
tapi selalu inget sindiran ustadz,"antum itu bukan garam yg bakal meleleh kalo kena air"
jadi, ujan gak ujan...berangkaaatt!! ^o^/
-salam kenal ukhti ;)
Betul banget ya ukh, kita bukan garam. hehehe... jadi malu.. -_-'
salam kenal kembali ukh ;)
Post a Comment