Friday, July 24, 2015

Private Book




Dahulu, saya punya kebiasaan menulis diari, kemudian lama-lama jadi suka punya buku khusus buat bikin agenda hidup jangka pendek dan jangka panjang dicampur sama quote-quote yang menginspirasi dari buku-buku yang dibaca dan dicampur juga sama diari. Dari buku itu saya bisa melihat pekembangan diri saya sudah sejauh apa, melangkahnya udah sampe mana. Saat buku demi buku berganti, kadang saya membaca ulang dan melihat betapa lugunya masa-masa lalu dulu. Tapi satu hal yang saya rasakan hingga saat ini adalah dengan menulis tentang diri kita ada beberapa manfaat yang kita peroleh:

1. Energi pra menulis, saat menulis dan setelah menulis. 

Energi sebelum menulis bisa didapatkan dari luapan emosi baik positif maupun negatif yang terkumpul kemudian tertuang dalam tulisan yang penuh energi. Di sini kadang saya melihat suatu keanehan pada diri saya juga adik-adik saya yang semuanya punya kebiasaan yang sama. Seseorang akan lebih jujur dalam menulis ketimbang mengungkapkan. Yang biasanya kelihatan ga romantis, romantisnya ternyata bisa abis-abisan. Yang kelihatan ngga puitis tiba-tiba jadi kayak maestro puisi aja.

Yang lebih penting adalah energi pasca menulis. Seringkali setelah menulis kita jadi ngebet banget pengen melakukan sesuau atau merubah diri jadi lebih baik.

2. Melihat progress

Sesuatu yang ngga tertulis kadang sulit buat diukur. Dengan menuliskan, kita jadi tau sudah setinggi apa pencapaian kita. Ketika melihat perkembangan tersebut, kita jadi lebih terpacu untuk mengupgrade dan mengupgrade diri. 

Satu hal juga yang kadang tidak disadari kita bisa merasakan arah perubahan nilai yang kita capai. Mungkin awal-awalnya kita berniat mengejar obsesi-obsesi kita. Beberapa momen kemudian mungkin kita bisa jadi berpikir agar obsesi kita adalah obsesi yang bermaslahat buat banyak orang. Selanjutnya mempelajari bagaimana tak hanya mencapai tujuan, tapi juga memperbaiki kepribadian dan menerima kepribadian orang lain.

Di sinilah bahagianya memiliki ruang privasi dalam buku tentang diri kita.

3. Every body is unic.

Kadang saya ingin tertawa di saat membaca ulang buku saya. Kadang saya iseng mencuri buku pribadi adik-adik saya. Kemudian saya membandingkan bedanya. Yaah jelas beda lah. Namun di sana letak uniknya. Padahal kita dibesarkan bersama dengan pendidikan yang tak jauh berbeda. Tapi inspirasi yang kami peroleh berbeda dan akhirnya jalan pikir kita juga berbeda. Di sini saya jadi banyak belajar untuk menghargai diri saya sendiri dan menghargai orang lain. Jadi banyak bersyukur juga bahwa ternyata kita saling belajar dan saling melengkapi satu sama lain.



0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah