Sunday, June 24, 2012

Penghafal Qur'an itu Memiliki Keterikatan Hati



Ini kisah luar biasa yang langsung dituturkan oleh adik tingkat saya yang terlebih dahulu mendahului saya dalam menghafal qur'an. Padahal dulunya, beliau setoran sama saya. Tapi, ternyata beliau yang berhasil mendahului saya. Jadi malu -_-'

Ini dia kisahnya. Sabtu kemaren, sebenarnya ada dua agenda yang mendesak saya untuk memenuhi keduanya. Pertama acara muker dan yang kedua acara talkshow bersama Ustadz Hasan Hartanto Al-Hafidz yang membahas masalah seputar kiat2 menghafal qur'an. Awalnya, saya ingin sekali terlebih dahulu menghadiri acara talkshow dan siangnya baru bertolak ke acara muker. Tapi, berhubung saya dibutuhkan untuk pengadaan konsumsi pagi itu, jadilah akhirnya saya mengurungkan niat saya untuk menghadiri talkshow. Semoga ada acara yang seperti itu di lain waktu dan saya berkesempatan untuk menghadirinya. aamiin...

Terhitung sejak dari sore ini, adik kelas saya menghubungi saya dengan nomor barunya. Kemudian dialog berlanjut lewat pesan singkat. Ternyata, beliau sudah kembali ke Bengkulu dan menghadiri acara talkshow tersebut. Beliau bertutur kepada saya tentang kisahnya. 

Saat talkshow, adik kelas saya yang bernama Luluk Rivi Zulmi tersebut duduk di barisan ke dua dari depan. Beliau bersama adik kandungnya sama-sama mengenakan burqa dan kostum hitam dari atas sampai bawah. Tentunya, kalau bukan keluarga dekat atau teman ma'had, tidak ada yang tahu siapa sosok di balik busana yang serba tertutup tersebut. "Alhamdulillah kak, luluk duduk persis di depan Ustadz Hasan memberikan materi.", paparnya. Ustadz Hasan Hartanto itu sebelumnya adalah guru kami di SMP IT Iqra' Bengkulu. Tapi saat di SMP IT, Luluk sama sekali belum mengenakan burqo. Hanya mengenakan jilbab panjang. 

"Di depan luluk, luluk meletakkan mushaf . Kata adik luluk, memang sebelum mulai materi beliau sempat melihat luluk. Luluk pikir mana mungkin ustadz kenal sama luluk. Nah, sewaktu ustadz baca ayat yang luluk sering denger waktu di ma'had dulu, luluk kan jadi tau beliau baca At-Taubah. Nah, luluk nyari-nyari ini ayat berapa. Terus, ustadz nyebutin halaman 2 akhir baris ke 4. Pas luluk buka, beliau nanya sama luluk. 'Bener ngga?' Luluk kaget kak, terus luluk ngangguk. Setelah itu, ustadz langsung nanya, 'Luluk ya?' Wallahi kak, luluk kaget, kok ustadz bisa tau ya.. Terus luluk ngangguk deh..", tulisnya dalam sebuah pesan singkat yang dikirim beberapa tahap.

MasyaAllah.... luar biasa. Saya saja sampai ngga habis pikir kok ustadz bisa tahu. Subhanallah.... Luar biasanya berarti keterikatan antara para penghafal qur'an, di samping juga memiliki beberapa keutamaan lainnya. Ya Allah, aku jadi tergugah mendengar kisahnya yang langsung kudengarkan. Semoga ini bisa menambah kekuatan saya untuk tidak menyerah menyusul beliau dan ustadz.

Saya jadi ngga habis pikir juga sama diri saya sendiri. Padahal banyak juga orang-orang di keliling saya yang selalu menyemangati saya segera menyelesaikan hafalan. Saya jadi inget pesan sahabat satu kelas di IAIN Bengkulu yang hafal qur'an dan bercadar juga. Beliau bilang dengan penuh semangat kepada saya, "Ayo Mah, kamu bisa kok cepet-cepet nyusul kami. Hafal Al-Qur'an itu nanti kalau udah tinggal setengahnya lagi mudah kok, kayak ngga aja. Barokahnya banyak.... Aku yang sebelumnya ngga terlalu bisa menghafal pelajaran, kalau sekarang kayaknya jadi lancar aja lho... Rezeki juga lancar...". 

Pun begitu dengan Ustadzah Irma. "Nanti kalau mau ngekos, cari yang ada program hafalan qur'annya ya nak. Biar kuliahnya dapat, hafalannya juga dapat. Banyak barokahnya lho... Ustadzah alhamdulillah sudah merasakannya. Usahakan hafalin sebelum umur 23 yaa.... Nanti kalau udah lewat umur segitu, berdasarkan pengalaman ternyata lebih susah, meskipun selalu ada niat bagi siapa yang mau. Karena kalau udah lewat segitu, biasanya otak manusia itu lebih cendrung memahami, menghafalnya jadi berkurang.", tuturnya penuh inspirasi.

Ustadzah juga cerita tentang seorang akhwat yang dulunya kuliah di UI di bidang kesehatan dan sudah menghafal Al-Qur'an juga sewaktu kuliah. Beliau setiap hari minggunya rela-relain setoran hafalan 2 juz dari Kepahyang (Salah satu kabupaten di prov. Bengkulu bag.utara) ke Kota Bengkulu. Pas ditanya kenapa beliau mau jauh-jauh setoran, akhwat tersebut bilang kalau beliau sudah merasakan banyak kemudahan yang didapat dengan menghafal qur'an, jadi kalau cuma masalah transportasi ngga terlalu bermasalah. Karena nikmatnya lebih dari itu. Allahuakbar....!!!

MasyaAllah, Maha Suci Allah. Maha Pengasihnya Allah.... 

Ya Allah, semoga sore ini menjadi saksi bagiku bahwa aku ingin kembali memurnikan niatku untuk menghafal ayat-ayat cinta dari Mu. Menjadi penambah kesadaranku bahwa dengan banyaknya para penghafal di sekelilingku aku bisa menjadi seperti mereka. Karena aku dan mereka sama-sama makhluk ciptaan Mu yang memiliki waktu yang sama, kesibukan yang sama, dan kesamaan lainnya yang mematikan beragam alasanku untuk menundanya.

Allah, Allah, Allah... Mudahkanlah jalanku..... Jauhkan dari kebosanan mengkaji ayat-ayat Mu. Selaiknya pesan yang disampaikan Ustadzah tercintaku yang selalu menjadi do'a, "Jangan bosen-bosen ya nak...."

4 komentar:

ATika Izzatuljannah said...

semoga aku juga bisa kayak gitu :') amiiin :)

Gulunganpita said...

assalamu'alaykum
subhanalloh.. selamat ya buat adik tingkat mbak..
tetep semangat, ya ukth ^_^
semoga selalu merasa senang untuk menghafal ayat-ayat cintaNya.

sudah di follow, ditunggu folbeknya

Mae said...

@ije: ayoo dek,, kita pasti bisa kok :D

@gulunganpita: wa'alaikumussalam :)terimakasih do'anya. blognya mbak fitri sudah ku follow sejak lama kok ;)

ATika Izzatuljannah said...

semangaattt!! :D oke kak, tak tunngu followbacknya juga deh... hihi ^^

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah