Friday, May 22, 2015

Negoisasi atau Negosiasi ?

.com/blogger_img_proxy/

Judul tersebut merupakan judul yang sama yang dibawakan oleh pemateri sekolah politik session 4 sore ini, Jumat 22 Mei 2012.

Bang Lukman, membawakan cerita pengantar yang bagus untuk mengawali tema ini. Dikisahkan ada seorang juru parkir yang biasa mengatur lalu lalang mobil yang keluar masuk di lokasi Z. Biasanya mobil-mobil akan diparkirkan dengan arah vertikal agar memuat banyak mobil yang bisa diparkirkan dalam suatu area. Suatu hari, seorang cina bersama istrinya datang memarkirkan mobilnya dengan arah yang tidak biasanya, yaitu horizontal. Seharusnya dengan arah yang vertikal bisa memuat 3 mobil.

Sang juru parkir datang menemui orang cina tersebut sambil berkata “Bapak maaf, tolong mobilnya diparkirkan dengan arah vertikal ya”.

Apa yang terjadi? Orang cina tersebut hanya diam.

Saat ia akan pulang bersama istrinya, hp istrinya tersebut jatuh ke got yang berdekatan dengan pintu mobil di sisi istrinya keluar masuk mobil. Tentu saja orang Cina tersebut enggan untuk mengambilnya sendiri karena bau got yang luar biasa dahsyatnya.

Dilihatlah ke sekeliling beliau, namun yang beliau dapati hanya seorang juru parkir yang ia temui di awal tadi. Menurut Anda, apa yang akan terjadi? Apakah si juru parkir akan menolongnya?

Tentu saja tidak. Meskipun orang Cina tersebut menawarkan akan membayar 1 juta kepadanya hanya untuk mendapatkan nomer2 yang disimpan di hp istrinya.

Sekarang, coba kita putar balik ke belakang. Seandainya orang cina tersebut mengatakan “Iya pak, nanti arah parkirnya akan saya ubah.” Tanpa harus dibayar pun, si juru parkir dengan senang hati akan membantunya.

Lantas, apa yang membedakan kejadian 1 dan kejadian 2? Yaps! Sikap! Kesan pertama!

Pada kejadian 1, sikap yang ditunjukkan orang cina sebagai kesan pertama bagi si juru parkir telah menjadi bekal energi untuk mengatakan TIDAK. Lalu, apa artinya?

Artinya adalah kita harus bisa menanam investasi pada setiap orang baru yang kita temui. Dengan cara apa? Berbuat baik. Ya, berbuat baik. Tidak ada ruginya. Sebagaimana yang rasul katakan, bahwa khoirunnas anfa’uhum linnas. Sebaik2 manusia ialah yang memberi manfaat untuk orang lain. Rasulullah juga menjadi teladan kita dalam hal ini. Bagaimana pun marahnya beliau, beliau tidak pernah melakukan tindakan kekerasan. Bahkan, terhadap orang-orang munafik sekalipun, nabi tidak pernah bilang “Hai, kamu munafik.” Padahal jelas2 para munafik itu adalah duri dalam daging.

Lalu dengan cara apa berbuat kebaikan itu? Melakukan tindakan dimana apa yang kita lakukan, kita ucapkan, kita ekspresikan, muslim yang lainnya akan diselamatkan oleh tindakan kita. Perilaku yang tidak menyakiti, lisan yang terjaga, pembelaan dan berbagai hal yang melindungi saudara kita.

Jika dikaitkan dengan materi mengenai negosiasi, maka investasi kebaikan di awal inilah yang akan menjadi salah satu hal urgen yang mempengaruhi bergaining position kita.


#investKebaikan #negosiasiIsNotnegoisasi

0 komentar:

Copyright © 2014 Mahdiah Maimunah