Negoisasi atau Negosiasi ?
Judul tersebut merupakan judul yang sama yang dibawakan oleh
pemateri sekolah politik session 4
sore ini, Jumat 22 Mei 2012.
Bang Lukman, membawakan cerita pengantar yang bagus untuk
mengawali tema ini. Dikisahkan ada seorang juru parkir yang biasa mengatur lalu
lalang mobil yang keluar masuk di lokasi Z. Biasanya mobil-mobil akan
diparkirkan dengan arah vertikal agar memuat banyak mobil yang bisa diparkirkan
dalam suatu area. Suatu hari, seorang cina bersama istrinya datang memarkirkan
mobilnya dengan arah yang tidak biasanya, yaitu horizontal. Seharusnya dengan
arah yang vertikal bisa memuat 3 mobil.
Sang juru parkir datang menemui orang cina tersebut sambil
berkata “Bapak maaf, tolong mobilnya diparkirkan dengan arah vertikal ya”.
Apa yang terjadi? Orang cina tersebut hanya diam.
Saat ia akan pulang bersama istrinya, hp istrinya tersebut
jatuh ke got yang berdekatan dengan pintu mobil di sisi istrinya keluar masuk mobil.
Tentu saja orang Cina tersebut enggan untuk mengambilnya sendiri karena bau got
yang luar biasa dahsyatnya.
Dilihatlah ke sekeliling beliau, namun yang beliau dapati
hanya seorang juru parkir yang ia temui di awal tadi. Menurut Anda, apa yang
akan terjadi? Apakah si juru parkir akan menolongnya?
Tentu saja tidak. Meskipun orang Cina tersebut menawarkan
akan membayar 1 juta kepadanya hanya untuk mendapatkan nomer2 yang disimpan di
hp istrinya.
Sekarang, coba kita putar balik ke belakang. Seandainya
orang cina tersebut mengatakan “Iya pak, nanti arah parkirnya akan saya ubah.”
Tanpa harus dibayar pun, si juru parkir dengan senang hati akan membantunya.
Lantas, apa yang membedakan kejadian 1 dan kejadian 2? Yaps!
Sikap! Kesan pertama!
Pada kejadian 1, sikap yang ditunjukkan orang cina sebagai
kesan pertama bagi si juru parkir telah menjadi bekal energi untuk mengatakan TIDAK.
Lalu, apa artinya?
Artinya adalah kita harus bisa menanam investasi pada setiap
orang baru yang kita temui. Dengan cara apa? Berbuat baik. Ya, berbuat baik.
Tidak ada ruginya. Sebagaimana yang rasul katakan, bahwa khoirunnas anfa’uhum
linnas. Sebaik2 manusia ialah yang memberi manfaat untuk orang lain. Rasulullah
juga menjadi teladan kita dalam hal ini. Bagaimana pun marahnya beliau, beliau
tidak pernah melakukan tindakan kekerasan. Bahkan, terhadap orang-orang munafik
sekalipun, nabi tidak pernah bilang “Hai, kamu munafik.” Padahal jelas2 para
munafik itu adalah duri dalam daging.
Lalu dengan cara apa berbuat kebaikan itu? Melakukan
tindakan dimana apa yang kita lakukan, kita ucapkan, kita ekspresikan, muslim
yang lainnya akan diselamatkan oleh tindakan kita. Perilaku yang tidak
menyakiti, lisan yang terjaga, pembelaan dan berbagai hal yang melindungi
saudara kita.
Jika dikaitkan dengan materi mengenai negosiasi, maka
investasi kebaikan di awal inilah yang akan menjadi salah satu hal urgen yang
mempengaruhi bergaining position kita.
#investKebaikan #negosiasiIsNotnegoisasi
0 komentar:
Post a Comment